Suara.com - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay berharap sikap tegas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan menertibkan kawasan prostitusi Kalijodo juga berlaku untuk kawasan prostitusi di tempat lain agar masyarakat bebas dari kekhawatiran.
"Tindakan tegas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menertibkan prostitusi perlu diapresiasi. Namun, jangan hanya Kalijodo saja yang ditertibkan," kata Saleh melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/2/2016).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan sejauh ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan kawasan Kalijodo merupakan milik pemerintah daerah dan diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau.
Bila memang betul lahan tersebut milik pemerintah daerah, Saleh menilai sangat beralasan bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembalikan kawasan tersebut sebagaimana mestinya.
"Masalahnya, saat ini ada masyarakat yang sejak awal merasa memiliki lahan di lokasi tersebut. Hal itu tentu perlu diperjelas sebelum eksekusi dilakukan," tuturnya.
Saleh mengatakan kritik masyarakat terkait rencana penertiban kawasan Kalijodo perlu didengar. Apalagi, ada dugaan penutupan lokalisasi tersebut sarat dengan muatan politis, terutama menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Kritik yang sempat beredar dan menimbulkan konflik mempertanyakan mengapa penertiban tersebut baru dilakukan menjelang pemilihan gubernur. Padahal, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah beberapa tahun memimpin ibukota.
"Kalau tudingan bermuatan politis itu betul, tentu niat baik yang ada, akan sedikit tercemar," ujar Saleh. (Antara)
Berita Terkait
-
Memilukan, PSK yang Dibunuh di Sidrap Ternyata Diantar Suami Temui Pelaku Pembunuhan
-
Sebelum Ditusuk, PSK di Sidrap Sempat Gigit Tangan Pelaku dan Teriak Minta Tolong
-
Kronologi Klien MiChat di Sidrap Habisi Wanita Karena Ditolak Minta 'Jatah Kedua'
-
Mengerikan! Gerebek Remaja Tawuran, Polisi Klapanunggal Temukan Prostitusi Anak Sekolah
-
Gadis 15 Tahun di Jakbar Disekap Dijadikan LC hingga Hamil, Siapa Saja yang Terlibat?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO