Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap organisasi Syarikat Islam (SI) tidak kembali menjadi partai politik, melainkan fokus pada upaya perdagangan sehingga dapat meningkatkan perekonomian anggota organisasinya.
Hal itu disampaikan Wapres Kalla saat menghadiri Pelantikan Dewan Pengurus Pusat Syarikat Islam dan Pengurus Pusat Wanita Syarikat Islam di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).
"Saya meyakinkan Ketua Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Muhammad di sini bahwa dia hadir bukan untuk mengajak SI ikut partai, tetapi meyakinkan dan mengawasi agar SI tidak kembali lagi ke partai," kata Wapres Jusuf Kalla.
Wapres berharap Syarikat Islam dapat kembali ke "khittah" awal pembentukan organisasi dagang Islam tersebut seperti pada tahun 1905 atau 1912.
"Saya membaca 'khittah' SI tujuannya ialah mengembangkan jiwa dagang, karena pada waktu itu (1905) perdagangan di Indonesia dikuasai oleh pengusaha besar Belanda dan Tionghoa. Kalau kita kembalikan dewasa ini, sangat relevan lagi semangat itu dikembalikan," ujar Jusuf Kalla.
Wapres menambahkan mengurusi 12 partai sudah susah, apalagi mau ditambah lagi. "Maka ini agar jangan mendaftar sebagai partai, pokoknya tolak. Ini supaya SI kembali ke khittah yang kita butuhkan dewasa ini," jelasnya.
Dalam pelantikan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zulva menjabat sebagai Ketua DPP SI periode 2015-2020, dan Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Valina Singka sebagai Ketua PP Wanita Syarikat Islam.
SI merupakan organisasi dagang yang pertama kali didirikan di Indonesia pada 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi, dengan Sarekat Dagang Islam (SDI).
Awalnya, SDI berisi perkumpulan pedagang-pedagang Islam untuk menentang masuknya pedagang asing yang ingin menguasai ekonomi rakyat.
Kemudian pada 1912, HOS Tjokroaminoto menggagas organisasi SDI untuk berubah menjadi organisasi pergerakan dan berubah nama menjadi Syarikat Islam (SI) hingga saat ini.
Dalam perjalanannya, SDI membentuk diri sebagai partai politik dengan nama Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang pernah berfusi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada era orde baru.
Dalam acara pelantikan tersebut hadir sejumlah politikus PPP seperti Suharso Monoarfa dan Dimyati Natakusumah. (Antara)
Berita Terkait
- 
            
              Yakin Tom Lembong Tak Bersalah, Eks Ketua MK Hamdan Zoelva Berharap Hakim Objektif
 - 
            
              Makin Ngelantur? Firdaus Oiwobo Klaim Anwar Usman Paman Gibran Keluarganya: Itu Om Gue
 - 
            
              Luthfi-Yasin Disebut Curang karena Dibantu Jokowi dan Prabowo, Hamdan Zoelva: Tak Ada Pelanggaran TSM
 - 
            
              Eks Ketua MK Bela Tom Lembong: Tidak Ada yang Salah dari Sisi Prosedur
 - 
            
              Jadi Kuasa Hukum Kadin Versi Arsjad Rasjid, Hamdan Zoelva: Kepemimpinan Hasil Munaslub Tak Sah
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 - 
            
              Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!