Suara.com - Puluhan penumpang pesawat Lion Air di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang memprotes petugas loket pelayanan pelaporan keberangkatan yang menolak melayani "chek in" padahal pesawat belum terbang.
Puluhan penumpang yang telah memesan tiket beberapa hari sebelum keberangkatan dari Palembang ke Jakarta, Pangkalpinang Bangka Belitung, dan Batam, Sabtu, menyampaikan protes di kantor maskapai penerbangan Lion Air lantai II gedung di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Salah seorang pemegang tiket untuk pemberangkatan Sabtu pagi, Norma Liaty mengatakan petugas loket pelayanan sempat terlihat dari kejauhan melayani seorang penumpang.
Namun ketika dia mendekati loket petugas langsung menyatakan loket sudah tutup dan harus membeli tiket baru untuk penerbangan berikutnya.
Sikap petugas loket pelayanan pelaporan keberangkatan (chek in) yang tidak kenal kompromi dan tidak mau mendengarkan alasan cuaca hujan deras yang mengakibatkan beberapa ruas jalan banjir sangat merugikan.
"Saya memahami aturan, namun jika pesawat masih ada dan baru mulai proses memuat penumpang, alangkah baiknya diberikan pelayanan ekstra terhadap penumpang yg terlambat chek in karena alasan cuaca sebagaimana penumpang memaklumi pihak maskapai yang menggunakan alasan cuaca menunda/delayed penerbangan berjam-jam tanpa menghormati aturan kompensasi yang sebenarnya terhahap penumpang," ujarnya dengan nada kesal.
Sementara Dian penumpang lainnya yang batal berangkat ke Batam mengatakan, petugas menutup loket dua menit lebih cepat dari jam yang digunakan sejumlah pengguna jasa angkutan udara di bandara Palembang.
Petugas loket dengan arogan menyatakan "loket telah tutup, bapak-bapak dan ibu-ibu terlambat".
Akibat perlakuan petugas loket pelayanan pelaporan keberangkatan yang dinilai tidak bersahabat dan merugikan konsumen, dia berupaya bersama puluhan penumpang yang mendapat perlakuan yang sama mendatangi petugas yang ada di kantor Lion Air di Bandara SMB II Palembang, namun tidak memberikan solusi yang diharapkan.
Petugas loket Fitri dan Riyan yang ditemui di bandara tidak mau mendengar alasan penumpang yang dirugikan, bahkan memberikan penjelasan aturan keterlambatan penumpang.
Mendengar penjelasan aturan keterlambatan itu, penumpang ramai-ramai menanyakan aturan bagaimana kalau pihak maskapai penerbangan yang terlambat memberangkatkan penumpang apakah sudah sesuai ketentuan kompensasi yang diberikan kepada penumpang, petugas tidak memberikan jawaban yang jelas.
Melihat kondisi konsumen yang tidak berdaya akibat petlakuan pihak maskapai penerbangan, diharapkan pemerintah dan Yayasan Lembaga Konsumen membuat teguran keras dan meninjau ulang aturan pelayanan penumpang pesawat, ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta