Suara.com - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Polri, dan intitusi penegak hukum lainnya perlu melakukan pendekatan kepada mantan teroris yang telah kembali kepada masyarakat maupun sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan.
"Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan dan informasi mengenai perkembangan terorisme di Tanah Air, sehingga aparat keamanan dapat lebih mudah mencegah, jika terjadinya aksi yang mereka lakukan," kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Budiman Ginting di Medan, Minggu.
Meski sebagian para mantan teroris tersebut sudah sadar, menurut dia, sedikit banyaknya mereka masih mengetahui rekan-rekannya yang masih aktif, baik yang berada di dalam mau pun luar negeri.
"Ini perlu dilakukan untuk mengawasi secara ketat mereka, agar tidak lagi membuat kekacauan dan berbagai teror di dalam negeri. Ini harus dicegah aparat penegak hukum sehingga masyarakat dalam keadaan tertib dan aman," ujar Budiman.
Ia menyebutkan, aparat keamanan selain melakukan pendekatan dengan mantan anggota teroris itu, juga harus memberikan pembinaan sehingga mereka tidak lagi kembali melakukan pelanggaran hukum.
Sebab, warga yang bergabung dengan kelompok teroris yang dilarang pemerintah itu akibat terpengaruh dan ketidakketahuan dengan radikalisme tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhksn peranan BNPT dan Polri untuk menyadarkan mereka agar kembali kepada ajaran yang benar dan tidak menentang kebijakan pemerintah.
"Dalam penanganan terhadap kelompok teroris tersebut, tidak perlu dilakukan cara-cara yang dilakukan pada pemerintahan orde baru, tidak zaman lagi yang seperti itu," kata alumni S-2 (Master) pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut.
Budiman menambahkan, BNPT juga harus tetap mewaspadai pergerakan kelompok ISIS di Indonesia, termasuk jaringan Santoso yang masih bersembunyi di pengunungan Poso, Sulawesi Tengah.
Para kelompok teroris itu, diharapkan tidak lagi mempengaruhi warga masyarakat untuk bergabung, karena sangat membahayakan dan semakin menambah kekuatan kelompok radikal tersebut.
"Pemerintah dan aparat keamanan harus tetap mengawasi kelompok teroris tersebut, sehingga aksi radikalisme itu tidak bisa berkembang semakin banyak," kata Wakil I Dekan Fakultas Hukum USU itu.
Sebelumnya, Kepala BNPT M Tito Karnavian usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (16/3) menyatakan fokus utama BNPT adalah program pencegahan yang melibatkan beberapa pemangku kepentingan baik pemerintah mau pun nonpemerintah.
Program kedua adalah rehabilitasi dan deradikalisasi yang menyasar para pelaku terorisme, baik yang masih mendekam dalam lapas mau pun yang sudah selesai menjalani masa hukuman. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Teroris Menyusup Lewat Game Online, BNPT Ungkap 13 Anak Direkrut Jadi Simpatisan Jaringan Radikal
-
Bentuk Pasukan Khusus di Dunia Maya, Cara BNPT Mencegah Radikalisme di Era Tanpa Batas
-
Link Resmi Cara Cek Penerima Bansos Kemensos September 2025
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?