Suara.com - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengimbau Santoso dan para pengikutnya yang sedang dikejar oleh Satgas Operasi Tinombala di Poso untuk menyerahkan diri agar tidak ada lagi penumpahan darah di daerah itu.
"Seluruh anggota Satgas Operasi Tinombala sama sekali tidak bangga bila menembak mati para DPO pelaku teror, sebaliknya kami sangat prihatin," ujarnya kepada wartawan di Kota Palu, Selasa (17/5/2016), terkait tertembak matinya dua terduga kasus terorisme dalam kontak tembak di Poso pada Minggu (15/5/2016).
Rudy mengatakan bahwa hari ini, pihaknya telah mengeluarkan maklumat yang berisi imbauan penyerahan diri para pelaku tindak pidana terorisme di Poso.
"Kepada mereka yang telah ditetapkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) tindak pidana terorisme diimbau segera menyerahkan diri ke aparat berwenaang (polisi dan TNI) untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya.
Pelaku teror yang akan menyerahkan diri bisa menghubungi Kapolres Poso AKBP Ronni Suseno pada nomor telepon seluler 081333578965, Dantim Poso Letkol Inf. Ryan Hanandi (082292265197) dan Komandan Satgas-1 AKBP Kelana Jaya (081217592000).
Aparat keamanan berkomitmen kepada mereka yang menyerahkan diri untuk memperlakukan mereka secara manusiawi dan menjunjung tinggi HAM, memroses hukum sesuai azas-azas yang berlaku dan memerhatikan keluarganya selama dalam proses hukum.
"Menyerahkan diri lebih baik dibanding upaya paksa (penangkapan) karena upaya paksa berdampak pada tindakan tegas," tegasnya.
Ia menyebutkan bahwa semua DPO yang telah menyerahkan diri kini diperlakukan secara manusiawi karena musuh aparat bukan orangnya, tetapi perbuatannya.
Rudy menyebutkan, saat ini masih ada 23 orang DPO yang bersembunyi di hutan-hutan wilayah Poso, termasuk Santoso alias Abu Wardah yang menjadi pimpinan kelompok Mujahiddin Indonesia Timur.
"Tidak ada anggota baru yang bergabung dengan mereka. Beberapa orang yang mencoba naik gunung untuk bergabung dengan Santoso berhasil kita tangkap," ungkapnya.
Sebelumnya, kontak senjata dengan pengikut Santoso di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Minggu, dua DPO kasus terorisme itu tertembak mati yakni Yazid alias Taufiq asal Jawa dan Firman alias aco alias Ikrima asal Desa Malino, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng.
Jenazah kedua korban sedang dalam proses evakuasi dari hutan tempat kontak tembak terjadi ke RSU Bhayangkara Palu. Evakuasi mengalami hambatan karena kondisi medan yang cukup berat dan hujan deras yang mengguyur kawasan itu.
Keduanya diduga sebagai pembuat bom. Indikasinya adalah dari tas rangsel yang ditemukan di lokasi, terdapat lima buah bom lontong dan satu botol plastik serbuk mesiu untuk bahan membuat bom. (Antara)
Berita Terkait
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Cara BNPT Perkuat Perlindungan Khusus Anak Korban Terorisme
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh