Suara.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai, operasi razia dan penyitaan makanan dagangan pemilik warung Tegal (Warteg) bernama Saeni oleh Satpol PP Pemerintah Kota Serang, secara represif seharusnya sudah tidak lagi dilakukan di zaman demokrasi sekarang ini.
"Zaman begini tentu tidak boleh lagi terjadi apa yang dialami oleh Ibu Saeni. Cara-cara yang kasar begitu, tentu engga zamannya," kata Zulkifli usai menghadiri acara buka bersama di kediaman Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono di kediamannya, Jalan Cipinang Cempedak, Polonia, Jakarta Timur, Minggu (12/6/2016) malam.
Menurutnya, aturan larangan berjualan di siang hari selama Ramadan setidaknya dilakukan dengan cara persuasif. Bahkan, Ketua Umum PAN itu mengecam aksi razia dan penyitaan makanan dagangan milik Ibu Saeni.
"Kan kita ini punya Pancasila, kalau ada perbedaan diberitahu secara musyawarah mufakat dengan baik. Zaman gini tidak ada toleransi perlakukan otoriter, keras, kasar seperti itu," tegas dia.
Tindakan Satpol PP Pemkot Serang, Banten saat merazia Warteg milik Ibu Saeni ternyata membuat geram sejumlah nitizen di dunia maya. Bahkan, masyarakat yang melihat video aksi razia anggota Satpol PP tersebut di media sosial melakukan penggalangan dana untuk Ibu Saeni. Tercatat galangan dana yang digagas Dwika Putra di medsos mencapai hingga Rp265.534.758.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sampai ikut bicara atas peristiwa itu. Jusuf Kalla menentang tindakan Satpol PP merazia warung makan, soalnya tidak ada aturan yang melarang warga jualan makanan di bulan puasa pada siang hari. Bahkan, Mendagri sampai ikut menyumbang dana buat Saeni.
Berita Terkait
-
Nyata, Ibu Saeni Beri Makan Pengemis, Dapat Balasan Uang Jutaan
-
Jupe Trenyuh Lihat Galang Dana Buat Ibu yang Wartegnya Dirazia
-
Mendagri Salah Ngomong, Ratu Tatu: Razia Wartegnya di Kota Serang
-
Netizen Ribut Soal Donasi Buat Ibu Pemilik Warteg yang Dirazia
-
Jusuf Kalla Ikut Menentang Satpol PP Razia Warteg di Bulan Puasa
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu