Suara.com - Kasus lima bekas relawan Teman Ahok, menjadi pelajaran penting bagi organisasi dalam menyeleksi calon relawan. Teman Ahok merupakan komunitas pendukung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama maju ke pilkada Jakarta melalui jalur non partai.
"Sangat menjadi pelajaran berharga buat kami. Untuk selanjutnya kami akan seleksi dengan ketat untuk menjadi relawan, bila hanya untuk berpikir mencari uang di sini, bukan tempatnya," kata salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widiyastono, di Sekretariat Teman Ahok, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2016).
Seperti diberitakan sebelumnya, lima bekas relawan menyelenggarakan konferensi pers di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016) siang. Mereka menuding Teman Ahok melakukan manipulasi pengumpulan salinan KTP warga Jakarta untuk mendukung Ahok. Tetapi tudingan itu kemudian disangkal oleh para pendiri Teman Ahok dan sebaliknya mereka menilai kelima mantan teman tersebut telah dimanfaatkan oleh ormas untuk menyerang.
Teman Ahok berisi anak-anak muda yang mendukung Ahok secara sukarela.
Singgih mengatakan orang yang bergabung dengan Teman Ahok dengan motif mencari uang pasti akan kecewa.
Singgih menegaskan kelima mantan teman tersebut sudah dipecat sebelum mereka menyelenggarakan konferensi pers. Mereka dipecat karena kasus pelanggaran dalam pengumpulan dukungan.
"Kami sama sekali tidak bertanggungjawab atas lima mantan relawan Teman Ahok. kami merasa banyak Teman Ahok dan masyarakat pemberi dukungan lewat KTP mereka, kedepan pasti mereka akan melakukan sesuatu," ujar Singgih.
Singgih mengatakan sebenarnya Teman Ahok bisa saja membawa kelima mantan relawan tersebut ke polisi dalam kasus pencemaran nama baik. Namun, urung dilakukan karena kasihan.
"Sebenarnya kami bisa pidanakan mereka, tapi biarkan masyarakat yang menilai. Kami akan bantu, siap membuka data yang kami miliki," ujar Singgih.
Selain menuding ada kecurangan dalam pengumpulan salinan KTP, kelima mantan Teman Ahok juga menyebutkan adanya barter salingan KTP antar posko atau antar wilayah. Mereka juga mengungkapkan soal sistem honor dan kejar target.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Reaksi PDIP soal Jokowi Temui Prabowo: Kami Yakin Presiden Atasi Masalah Bangsa Tanpa 'Cawe-cawe'
-
Pabrik Kopi di Matraman Jaktim Ludes Dilumat Api, Pemicu Kebakaran karena Apa?
-
Diresmikan Ahmad Luthfi, Desa Tersono Batang Jadi Contoh Desa Mandiri Kelola Sampah
-
Radiasi di Cikande Jadi Alarm Awal: Mengapa Edukasi dan Respons Cepat Sangat Penting
-
Prabowo Ungkap Monasit Senilai Ribuan Triliun di Balik Kerugian Negara Rp300 T
-
Sodorkan Bukti Baru ke Polisi, Keluarga Arya Daru Ngotot Kasus Dibuka Lagi: Ada Kejanggalan?
-
Korupsi Kuota Haji, KPK: Biro Travel Kembalikan Uang Hampir Rp 100 Miliar
-
Periksa Wakil Bupati Mempawah, KPK Cecar Soal Produk Hukum Terkait Pembangunan Jalan
-
Ketua KPK Usul Pasal Gratifikasi Dihaspuskan dari UU Korupsi, Begini Alasannya
-
Heboh Bjorka Asli Ngamuk Bocorkan Data Polri, Publik: Lagi Sok-sokan, Mending Tangkap Fufufafa!