Suara.com - Pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan pemicu kerusuhan suporter The Jakmania yang menyebabkan enam anggota polisi menjadi korban, lantaran motif balas dendam atas tewasnya Muhammad Fahreza yang diduga dianiaya anggota polisi.
Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan mengatakan bahwa kasus penyerangan anggota polisi sama sekali tidak berhubungan dengan tewasnya Fahreza.
"Untuk sementara tidak ada yang menyatakan seperti itu, karena mereka sebetulnya juga tidak kenal dengan Fahreza, tidak ada hubungan," kata Hendy di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2016).
Namun demikian, Hendy menduga jika kerusuhan para suporter ini disebabkan adanya rasa benci pada anggota polisi. Timbulnya kerusuhan pada laga pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (25/6/2016) lalu, diduga juga karena adanya solidaritas sesama suporter.
"Karena itu solidaritas mereka sesama Jakmania, yang kemudian ada media sosial, mereka berkelompok, membuat grup, ini menjadikan suatu semangat baru untuk membenci polisi dan sebaliknya, tapi enggak ada sangkut paut dengan Fahreza," katanya.
Fahreza meninggal dunia pada Minggu (15/5/2016). Dia diduga tewas karena dipukuli anggota polisi usai menonton pertandingan antara Persija Jakarta dan Persela Lamongan di pada Jumat (13/5/2016) malam. Sebelum meninggal, dia dirawat di RS Marinir selama dua hari. Hingga kini, kasus kematian Fahreza juga belum bisa diungkap karena belum ada bukti kuat dugaan polisi terlibat melakukan pemukulan terhadap korban.
Berita Terkait
-
Respon Berkelas Rizky Ridho Soal Persija Digusur Borneo FC
-
Persija Jakarta Hadirkan Pengalaman Berkesan untuk Peserta Photography Workshop di JIS
-
Jordi Amat Berharap Rumput Stadion Patriot Candrabhaga Lebih Bagus Ketimbang JIS
-
Persija Jakarta Pecahkan Rekor meski Gagal Kalahkan Bali United, Apa Itu?
-
Rizky Ridho Ngamuk? Strategi Diving Bali United Kacaukan Skenario Persija Jakarta
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban