Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo mengatakan bahwa dalam waktu dekat KPK mungkin akan mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru terkait kasus dugaan suap anggota DPRD DKI dalam proyek reklamasi di pantai utara Jakarta. Hal ini dikatakan KPK setelah nama Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi muncul dalam persidangan terdakwa Mantan Presiden Komisaris PT.Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, di Pengadilan Tipikor, Rabu (13/7/2016). Namun, KPK belum bisa mengungkap, kepada siapa nantinya sprindik tersebut dikeluarkan.
"Ya kan? Nanti dari persidangan itu pastilah kita mengembangkan, bisa saja dalam waktu yang tidak terlalu lama kasusnya ada surat penyelidikan baru bahkan mungkin penyidikan baru," kata Agus di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2016).
Apa yang disampaikan oleh Agus tersebut berdasarkan fakta yang terjadi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor. Dimana dalam sidang Terdakwa Mantan Presiden Komisaris PT.Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, ada nama Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang disebut membagi-bagikan uang dari pengembang reklamasi kepada anggota DPRD.
Dalam sidang Rabu, Jaksa Alifikri memutarkan percakapan pada 17 Maret 2016 dari salah satu saksi persidangan, yakni Manajer Perizinan Agung Sedayu Group, Saiful Zuhri alias Pupung, dengan anggota DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, yang sudah menjadi tersangka dalam kasus ini.
Dugaan bagi-bagi uang ke anggota DPRD DKI diduga dilakukan agar para anggota dewan di Jalan Kebon Sirih mau menghadiri rapat paripurna raperda reklamasi, agar peserta rapat memenuhi syarat pengambilan keputusan.
Dalam rekaman tersebut juga terdengar Pupung akan melaporkan ke bosnya, dalam hal ini Chairman Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, apabila paripurna tak kunjung digelar ketika itu.
"Gini Bang, jadi kalau misalnya nanti jam 14.00 lewat tidak ada apa-apa, saya lapor Bos (Aguan), supaya dia bisa tekan Pak Prasetyo lagi," kata Pupung kepada Sanusi, dalam rekaman percakapan di Tipikor kemarin.
Tak hanya itu, dalam rekaman pembicaraan selanjutnya, Sanusi memgatakan kepada Pupung kalau Prasetyo bertindak tidak adil dalam membagikan uang kepada anggota DPRD yang lain.
"Iya, itukan sebenarnya ngebaginya benar-benar kacau balau deh dia (Prasetyo), makannya kebanyakan. Maksud gue, banyak banget bukan kebanyakan, ngerti enggak lo, kayak enggak ada tempat lain," kata Sanusi kepada Pupung dalam rekaman percakapan itu.
Agus mengatakan, sudah pasti KPK akan mendalami kasus ini kembali.
"Yo, iya pasti to (KPK pasti akan dalami). Secara bertahap nanti bukan hanya Sanusi, rangkaian yang lain juga. Kan saya waktu itu ngomong "puzzle"-nya perlu digabung-gabungkan," kata Agus.
Sementara itu, ketika ditanya apakah benar ada praktik bagi-bagi uang untuk melancarkan pembahasan raperda reklamasi, Pasetio tidak membantah namun tidak juga mengiyakan. Politisi PDI Perjuangan ini hanya meminta kepada jurnalis untuk bertanya kepada yang bersangkutan.
"Bukan masalah nggak bener. Tanya pada dia konfirmasi pada dia. Kan dia sebut nama gue kan?," kata Prasetio, Kamis (14/7/2016).
Meski begitu, Sekretaris DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta ini siap apabila harus menjadi saksi di persidangan maupun keterangannya akan dikonfrontir oleh sejumlah pihak.
"Gue pasti siap jadi saksi, gue udah diperiksa KPK beberapa kali kok. Pasti hadir sebagai warga negara yang baik," kata Prasetio.
Berita Terkait
-
Anak Usaha MDKA Reklamasi Lahan Seluas 84,96 Hektare di Tujuh Bukit
-
'Kami Akan Mati di Sini', Sumpah Setia Warga Pulau Pari Pertahankan Tanah Kelahiran
-
KKP segel lahan reklamasi terminal khusus di Halmahera Timur
-
Izin 190 Perusahaan Tambang Dibekukan, Bahlil: Hutan Rusak, Siapa Tanggung Jawab?
-
Setelah Izin Dibekukan, Sejumlah Perusahaan Tambang Mulai Bayar Reklamasi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf