Perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta menyebut adanya penolakan proyek reklamasi bukan untuk menjegal Ahok, untuk maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 2017 mendatang.
"Isu reklamasi bukan untuk menjerat Ahok, nggak ada persoalan, isu reklamasi yang merampas hak- hak nelayan seakan akan baru sekarang. Siapapun gubernurnya reklamasi harus ditolak,"ujar perwakilan Walhi Mustakim Dahlan dalam diskusi bertema Skandal Reklamasi: "Ahok Layak untuk Tersangka" di Dunkin Donuts, Jalan HOS Cokroaminoto No 94 Menteng, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Tak hanya itu, Mustaqim juga menuding proyek reklamasi merupakan proyek yang memiliki unsur kebohongan publik.
"Proyek reklamasi itu merupakan proyek kebohongan karena tidak berpihak dengan warga dan justru berpihak pada pengembang,"ucapnya.
Kata Mustaqim, proyek reklamasi juga bisa menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
"Arus laut menjadi terganggu, biota laut rusak, nelayan terganggu, banyak kapal nelayan kandas kalau mau ke laut,"jelas Mustaqim.
Dirinya menambahkan, dalam proyek reklamasi sudah sangat jelas terlihat adanya kerusakan ekologi. Mustaqim mencontohkan kerusakan ekologi terlihat seperti jebolnya tanggul di Utara Jakarta.
"Kerusakan ekologi di teluk Jakarta sudah tampak, laut diuruk, banjirnya meluas. Kemarin tanggul roboh (jebol) dianggap hanya karena musibah alam saja. Semuanya jelas, nggak abu-abu lagi," ungkapnya.
Dalam diskusi ini hadir pula, anggota Komisi III DPR PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, anggota Komisi III Fraksi PAN Daeng Muhammad, Sekretaris Jenderal Peradi Sugeng Teguh Santoso, Pengacara Publik LBH Mathew Michelle Lenggu, Direktur KNTI (Komite Nelayan Tradisional Indonesia) Marthin Hadiwinata dan perwakilan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia).
Berita Terkait
-
Sanusi Akui Kontribusi Tambahan 15% Untungkan Warga Jakarta
-
Inilah 13 Proyek Kontribusi Tambahan Agung Podomoro di Pulau G
-
KPK Sita Enam Apartemen dan Sejumlah Mobil Hasil Korupsi Sanusi
-
Soal Pulau G, Ridwan Saidi Minta Ahok Legowo Ikuti Menko Maritim
-
Reklamasi Pulau G Diminta Distop, Ahok Tunggu Surat Rizal Ramli
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi