Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan meyakini sel-sel jaringan teroris pimpinan Santoso di wilayah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah, kian melemah. Hal ini menyusul tewasnya Santoso alias Abu Wardah dalam penyergapan yang dilakukan Tim Alfa 29 Batalion Infanteri Raider 515 Kostrad dari TNI yang tergabung dalam Tim Operasi Tinambola di Poso, awal pekan ini.
"Saya kira tentu makin sulit (kelompok teroris), karena tekanan dari operasi yang dilakukan TNI-Polri di sana cukup efektif," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7).
Itu sebabnya, kata Luhut, jalan terbaik bagi 19 orang jaringan Santoso yang sekarang masih bersembunyi di hutan ialah segera menyerahkan diri kepada pihak berwajib.
"Kami akan mengimbau 19 orang yang masih di atas pegunungan karena bagaimana pun mereka warga negara Indonesia. Kalau mereka bisa turun, itu jauh lebih baik," ujar dia.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan operasi Tinombala akan tetap dilanjutkan sampai semua jaringan Santoso berhasil dilumpuhkan.
"Operasi (Tinombala) jalan terus, sambil operasi untuk menetralisir ideologi radikal pro kekerasan yang ada di sana tetap kami jalankan," tutur dia.
Menurut dia mereka sudah tidak memiliki kekuatan yang signifikan. Begitu juga dengan Ali Kalora dan Mohamad Basri. Ali Kalora memimpin kelompok pecahan dari kelompok Santoso. Anggotanya 16 orang. Basri merupakan tangan kanan Santoso.
"Yang kabur (Basri dan Istri Santoso) nggak berpengaruh sama sekali," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Cegah Penjarahan Terulang, Komisi XIII Dorong Kemenkum Perbanyak Program Sadar Hukum untuk Rakyat
-
Niat Mulia Bobon Santoso, Rela Jual Aset di Bali Seharga Rp5 Miliar Demi Bangun Sekolah di Papua
-
Udang Beku RI Ditarik AS Karena Diduga Tercemar Radioaktif, Mendag Busan Mengakui
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
2 Ribu Nasi Padang Buat Massa Aksi Jadi Bukti 'Rakyat Jaga Rakyat' Versi Bobon Santoso
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional