Deputi 2 Daop 1 PT. KAI Ari Soepriadi [suara.com/Nikolaus Tolen]
PT. Kereta Api Indonesia menyayangkan sikap keluarga mantan pegawai KAI yang menolak meninggalkan rumah dinas, apalagi sampai melawan.
"Itu kan tanah perusahaan dan harus diserahkan ke perusahaan, tapi nyatanya tidak. Mestinya dia bersyukur, karena sampai sekarang ada cucunya yang hidup di sana, tidak diusir langsung oleh KAI," kata Deputi 2 Daop 1, PT. KAI Ari Soepriadi di kantor Daop 1, Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Salah satu mantan pegawai KAI yang menolak meninggalkan rumah dinas ialah Mohamad Ridwan.
"Mereka tidak memegang sertifikat dari PJKA, mereka hanya menerima surat penunjukkan, dan itu sama dengan rumah dinas, maka setelah pensiunnya mertua saudara Ridwan, maka tiga bulan sesudah pensiun harus diserahkan ke perusahaan," katanya.
Meski sudah disomasi sampai tiga kali, mereka tidak mau mengosongkan rumah. Ketika hendak dieksekusi, petugas dihadang.
"Namun, apabila sudah tidak sanggup, maka akan dikosongkan untuk ditempati oleh pegawai KAI yang masih belum mendapatkan fasilitas demi penunjangan kinerja," kata Ari.
Salah satu keluarga mantan pegawai KAI menempati tanah di Jalan Menara Air, nomor 65, RT 3, RW 11, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Keluarga tersebut menempati rumah yang berdiri di tanah seluas 68 meter persegi.
Di kawasan tersebut, tanah milik KAI mencapai 253.080 meter persegi.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Tahapan Seleksi dan Syarat Lowongan Kerja PT KAI Terbaru untuk Lulusan SMA dan D3
-
PT KAI Tanggung Beban Kerugian Whoosh, Kunto Aji: Kanker dalam Badan
-
Cak Imin Cuci Tangan: Anggota PKB Gigit Jari Usulan Gerbong Merokok di Kereta Ditolak Mentah-Mentah!
-
Kereta Cepat Rugi 1 Triliun! Ini Fakta-fakta Pahit Whoosh yang Bikin Geleng-geleng
-
Kunto Aji Sebut Kerugian Whoosh Kanker dalam Badan, PT KAI Menanggung Beban Berat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu