Tujuh partai bentuk Koalisi Kekeluargaan untuk lawan Basuki Tjahaja Purnama [suara.com/Oke Atmaja]
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Nasional Demokrat Taufiqulhadi menganggap lucu Koalisi Kekeluargaan yang dibentuk oleh tujuh partai menjelang pilkada Jakarta periode 2017-2022. Koalisi tersebut dibentuk kemarin oleh perwakilan PDI Perjuangan, Gerindra, PKS, PPP, PAN, PKB, dan Demokrat tingkat daerah. Mereka sepakat mencari pemimpin Jakarta yang lebih baik dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Menurut saya ini koalisi gamang saja. Kenapa gamang? Karena Ahok sudah terlalu jauh berada di depan, lalu mereka membuat koalisi. Padahal mantennya (pengantinnya atau pasangan calon) belum ada. Ini menurut saya lucu," kata Taufiqulhadi, Selasa (9/8/2016).
Menurut dia pembentukan koalisi partai seharusnya untuk tujuan yang lebih konkrit, misalnya mendukung pasangan calon yang akan diusung ke pemilu. beda dengan Koalisi Kekeluargaan yang hanya menyepakati kriteria calon.
Menurut dia pembentukan koalisi partai seharusnya untuk tujuan yang lebih konkrit, misalnya mendukung pasangan calon yang akan diusung ke pemilu. beda dengan Koalisi Kekeluargaan yang hanya menyepakati kriteria calon.
Taufiqulhadi memprediksi koalisi tersebut tidak bakal permanen, mengingat belum ada pasangan calon yang disepakati bersama. Dia memprediksi setelah nanti dimunculkan pasangan calon, akan ada partai yang tidak menerima, lalu memutuskan keluar dari barisan.
"Seharusnya pastikan dulu siapa yang maju. Karena nanti, begitu muncul figur, maka akan terpecah belah. Itu nasehat saya," kata dia.
"Seharusnya pastikan dulu siapa yang maju. Karena nanti, begitu muncul figur, maka akan terpecah belah. Itu nasehat saya," kata dia.
Itu sebabnya, Partai Nasdem terpengaruh dengan gerakan tersebut. Nasdem tetap komitmen untuk memenangkan Ahok bersama Golkar dan Hanura.
Nasdem mendukung Ahok karena sudah terbukti 60 persen warga Jakarta mendukungnya.
"Jadi menurut saya ini koalisi main-main. Rugi sendiri nanti. Mereka kan tidak ada calon, lantas untuk apa membuat koalisi. Lebih baik buat mendukung Ahok, kan selesai," ujar anggota Komisi III DPR.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka