Suara.com - Tingkat elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menurun jelang pilkada Jakarta periode 2017-2022. Penurunan elektabilitas Ahok-Djarot terungkap berdasarkan survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia yang dirilis di Kedai Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).
"Elektabilitas petahana memang turun hingga di bawah 30 persen. Namun, angka ini tidak pindah ke dua paslon (pasangan calon) lain, tetapi berpindah ke swing voters menjadi 27,5 persen," kata pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio.
Tingkat elektabilitas Ahok-Djarot hanya 27,5 persen, dalam survei sebelumnya elektabilitas mereka mencapai 39 persen.
Sedangkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tercatat 23,9 persen, kemudian pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Syviana Murni sebesar 21 persen.
Menurut Hendri Satrio salah satu faktor penyebab merosotnya elektabilitas Ahok-Djarot adalah pernyataan Ahok di Pulau Seribu yang kemudian dianggap melecehkan umat Islam.
"Survei ini dilakukan pada 19-24 Oktober 2016 sebelum pengundian nomor urut. Kebetulan saat itu usai kejadian di Pulau Seribu," kata dia.
Hendri Satrio mengatakan berdasarkan survei, Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana mempunyai peluang untuk menyalip elektabilitas Ahok. Sebanyak 67,7 persen responden memprediksi dua pasangan penantang Ahok bisa melampaui.
"Menariknya, saat responden ditanya siapa yang bisa mengalahkan petahana sebanyak 40,60 persen oleh Anies Baswedan. Angka ini sangat tipis dengan Agus Harimurti Yudhoyono 40,10 persen. Sangat tipis perbedaannya," tutur Hendri.
Survei dilakukan pada tanggal 19 hingga 24 Oktober 2016 dengan mewawancarai 694 responden dari 78 kelurahan yang tersebar di enam wilayah Jakarta. Survei ini juga menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error 4 persen.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Forum Debat Mahasiswa Semarang: Suarakan Kebijakan Publik dan Masa Depan Indonesia
-
Kuasa Hukum Beberkan Alasan: Penetapan Nadiem Makarim Sebagai Tersangka Dinilai Cacat Hukum
-
Dua Sekolah Internasional di Tangerang Selatan Dapat Teror Bom, Saat Dicek Ternyata Nihil
-
Tebuireng Disebut Jadi Contoh Bangunan Pesantren Ideal oleh Menteri PU
-
Biaya Hanya Rp 75 Ribu, Ini Daftar Lokasi SIM Keliling DKI Jakarta Hari Ini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'