Lingkaran Survei Indonesia merilis hasil survei terkait elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama usai ditetapkan menjadi tersangka di kantor LSI, Jakarta, Jumat (18/11). [suara.com/Oke Atmaja]
Lingkaran Survei Indonesia menyebut segmen pemilih PDI Perjuangan paling banyak meninggalkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat usai Ahok dijadikan tersangka kasus dugaan penistaan agama. Demikian dikatakan peneliti LSI Ardian Sopa ketika merilis hasil survei periode 31 Oktober sampai 5 November 2016 untuk meneropong elektabilitas pasangan Ahok dan Djarot jika Ahok dijadikan tersangka.
Ardian menjelaskan survei memang dilaksanakan jauh sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka. Ahok menjadi tersangka pada Rabu (16/11/2016). Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada responden ketika itu, antara lain "jika Ahok menjadi tersangka, mana pasangan yang akan anda pilih?"
Ardian menuturkan di segmen pemilih partai politik, dukungan dari pemilih PDI Perjuangan sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka sebesar 53,50 persen, tapi jika Ahok ditetapkan menjadi tersangka menurun menjadi 24,3 persen.
"Ada penurunan sebesar 29,2 persen, yang awalnya pilih Ahok-Djarot, kemudian meninggalkan setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka," ujar Ardian dalam jumpa pers di kantor LSI.
Sedangkan pendukung Partai Nasdem yang semula persentase dukungan kepada Ahok sebesar 42,9 persen, tapi menurun menjadi 28,6 persen jika Ahok menjadi tersangka.
Kemudian pemilih Partai Golkar yang mendukung Ahok juga berkurang, dari 22,2 persen, menjadi 15,40 persen.
Namun, konstituen Partai Hanura tidak ada pergeseran dukungan, meskipun Ahok ditetapkan menjadi tersangka.
Ardian menjelaskan survei memang dilaksanakan jauh sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka. Ahok menjadi tersangka pada Rabu (16/11/2016). Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada responden ketika itu, antara lain "jika Ahok menjadi tersangka, mana pasangan yang akan anda pilih?"
Ardian menuturkan di segmen pemilih partai politik, dukungan dari pemilih PDI Perjuangan sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka sebesar 53,50 persen, tapi jika Ahok ditetapkan menjadi tersangka menurun menjadi 24,3 persen.
"Ada penurunan sebesar 29,2 persen, yang awalnya pilih Ahok-Djarot, kemudian meninggalkan setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka," ujar Ardian dalam jumpa pers di kantor LSI.
Sedangkan pendukung Partai Nasdem yang semula persentase dukungan kepada Ahok sebesar 42,9 persen, tapi menurun menjadi 28,6 persen jika Ahok menjadi tersangka.
Kemudian pemilih Partai Golkar yang mendukung Ahok juga berkurang, dari 22,2 persen, menjadi 15,40 persen.
Namun, konstituen Partai Hanura tidak ada pergeseran dukungan, meskipun Ahok ditetapkan menjadi tersangka.
PDI Perjuangan, Nasdem, Golkar, dan Hanura adalah pendukung Ahok dan Djarot di pilkada Jakarta periode 2017-2022.
Sementara itu, kata Adrian, di segmen agama, pemilih muslim yang awalnya mendukung Ahok - Djarot sebanyak 18,8 persen, menurun menjadi 7,40 persen. Ada selisih sebelum dan setelah Ahok menjadi tersangka yaitu sebanyak 11,40 persen.
"Penurunan tidak hanya terjadi di pemilih muslim, karena pemilih non muslim pun terjadi penurunan dukungan terhadap Ahok - Djarot. yang Awalnya 80,00 persen menjadi 46,90 persen. ada penurunan 33,10 persen," tuturnya.
Di segmen suku yang paling banyak meninggalkan Ahok-Djarot jika Ahok menjadi tersangka adalah suku luar Jawa, Betawi, dan Sunda sebesar 21,80 persen,.
"Awalnya dukungan dari suku lainnya ini di angka 54,10 persen menjadi 21,80 persen, ada penurunan 32,30 persen," kata Adrian
Adapun di segmen usia juga mengalami penurunan dukungan yang paling tinggi untuk pemilih yang berusia 20 sampai 29 tahun. Dukungan segmen tersebut semula di angka 32 persen menjadi 11,9 persen
"Ada penurunan 20,10 persen. Untuk segmen usia lainnya Ahok-Djarot juga mengalami penurunan," katanya.
Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 440 responden di Jakarta dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun margin error plus minus 4,8 persen. Survei juga dilakukan dengan kualitatif riset, seperti focus group discussion, media analisis, dan indepth interview.
"Penurunan tidak hanya terjadi di pemilih muslim, karena pemilih non muslim pun terjadi penurunan dukungan terhadap Ahok - Djarot. yang Awalnya 80,00 persen menjadi 46,90 persen. ada penurunan 33,10 persen," tuturnya.
Di segmen suku yang paling banyak meninggalkan Ahok-Djarot jika Ahok menjadi tersangka adalah suku luar Jawa, Betawi, dan Sunda sebesar 21,80 persen,.
"Awalnya dukungan dari suku lainnya ini di angka 54,10 persen menjadi 21,80 persen, ada penurunan 32,30 persen," kata Adrian
Adapun di segmen usia juga mengalami penurunan dukungan yang paling tinggi untuk pemilih yang berusia 20 sampai 29 tahun. Dukungan segmen tersebut semula di angka 32 persen menjadi 11,9 persen
"Ada penurunan 20,10 persen. Untuk segmen usia lainnya Ahok-Djarot juga mengalami penurunan," katanya.
Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 440 responden di Jakarta dengan menggunakan metode multistage random sampling. Adapun margin error plus minus 4,8 persen. Survei juga dilakukan dengan kualitatif riset, seperti focus group discussion, media analisis, dan indepth interview.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
-
Dari Rival Sengit Jadi Kawan Koalisi? Anies Baswedan Jawab Soal Potensi 'Duet' dengan Ahok
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Apa Agama Rahayu Saraswati? Ternyata Beda Keyakinan dengan Prabowo
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?