Suara.com - Politikus PDI Perjuangan Eva Sundari menilai pandangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam artikel yang dimuat media massa Rakyat Merdeka pada Senin, 28 November 2016, dengan judul Pulihkan Kedamaian dan Persatuan Kita sangat normatif.
"Menurutku oke, tapi normatif banget ya, dan timingnya telat banget," kata Eva, Selasa (29/11/2016).
Eva menyebutnya terlambat karena sekarang situasi politik nasional menjelang aksi 2 Desember sudah mulai kondusif.
"Lain waktu semoga tulisannya diarahkan untuk pencegahan. Dan sebagai intelektual, beliau paham kapan waktu tepat untuk menyelamatkan dengan intervensi di level pencegahan dan saya yakin beliau tahu dan mampu. Semoga yang akan datang perpecahan tidak terulang lagi karena ada kemauan pencegahan," kata Eva.
Eva mengatakan Yudhoyono selalu berhati-hati dalam mengambil langkah. Pandangan Yudhoyono yang sekarang disampaikan melalui artikel menunjukkan sikap tersebut.
"Pak SBY selalu hati-hati karena ahli siasat strategi. Penuh kalkulasi, tapi kan beliau bukan pengamat yang berjarak dari materi tulisan jadi kitalah yang harus paham memposisikan beliau yang ibaratnya lembaga riset sekaligus konsultan. Jadi bagian dari tulisan," tutur anggota Komisi XI DPR.
Dalam artikel yang dimuat Rakyat Merdeka, Yudhoyono antara lain kembali mengklarifikasi informasi yang tak menguntungkan dirinya dan partainya terkait aksi 4 November.
Saya masih ingat ketika saya melakukan klarifikasi atas informasi (baca: fitnah) yang sampai ke pusat kekuasaan bahwa seolah Partai Demokrat terlibat dan SBY dituduh membiayai Aksi Damai 4 November 2016, saya diserang dan “dihabisi” tanpa ampun. Tetapi, mengamati situasi yang berkembang saat ini, saya pikirkan tak baik jika saya berdiam diri.
Di bagian lain, dia menilai memburuknya situasi sosial dan politik sekarang ini, sebenarnya bisa dicegah. Hanya saja, menurut Yudhoyono, barangkali penanganan masalah utamanya di waktu lalu kurang terbuka, kurang pasti, dan kurang konklusif.
"Nampaknya sudah terlanjur terbangun mistrust (rasa tidak percaya) dari kalangan rakyat terhadap negara, pemimpin dan penegak hukum. Sudah ada trust deficit. Karenanya, menurut pandangan saya saat ini prioritasnya adalah mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap negara. Dengan pendekatan yang bijak dan komunikasi yang tulus dan tepat, diharapkan bisa terbangun kembali kepercayaan rakyat terhadap negara dan pemerintahnya," demikian tulis Yudhoyono.
Berita Terkait
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Tak Terduga! SBY Spontan Hentikan Mobil dan Melukis di Pinggir Jalan Wonogiri
-
Diundang Presiden, Giovanni van Bronckhorst Batal ke Indonesia
-
SBY Cuekin Kapolri di HUT TNI? Demokrat Ungkap Fakta di Balik Video Viral yang Menghebohkan
-
Melengos Tak Disalami, Heboh SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit di HUT TNI, Publik Curigai Gegara Ini!
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India