Suara.com - Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun dipermalukan dalam rapat paripurna mendengar jawaban atas hak interpelasi yang diajukan anggota legislatif.
Dalam rapat paripurna yang berlangsung sekitar 1,5 jam di DPRD Kepri, Senin, sedikitnya ada tiga peristiwa yang membuat Gubernur Nurdin "tersudut" setelah dia menjawab lima pertanyaan dari pihak legislatif.
Anggota Fraksi Demokrasi Indonesia Perjuangan Ruslan Kasbulatov meminta Nurdin kembali menjawab pertanyaan DPRD Kepri karena tidak jelas.
"Saya minta gubernur menjawab kembali pertanyaan DPRD Kepri karena jawaban yang disampaikan tadi tidak jelas," kata Ruslan.
Pernyataan itu belum diketahui apakah berhubungan dengan materi yang dibacakan atau suara gubernur yang kurang jelas.
Sejumlah jurnalis yang menyaksikan rapat paripurna juga terpaksa berdiri di dekat pengeras suara, karena suara gubernur kurang terdengar.
Peristiwa kedua yang terkesan menyudutkan gubernur saat Anggota Fraksi Golkar Taba Iskandar, yang juga inisiator hak interpelasi menyampaikan pendapat dan pertanyaan.
Taba menyatakan keterangan gubernur belum lengkap. Seluruh jawaban yang disampaikan gubernur, terutama yang berhubungan dengan ketentuan memutasi pejabat tidak sesuai dengan realita.
Taba menegaskan fakta yang terjadi saat mutasi pejabat eselon II-IV di Pemprov Kepri antara lain pejabat eselon III dilantik menjadi Asisten III Pemprov Kepri.
"Bagaimana mungkin seorang Sekretaris Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kepri (eselon III) menjabat sebagai Asisten III (eselon II). Bagaimana dia bisa memerintahkan kepala badan, atasannya?" ucapnya.
Selain itu, Taba juga menilai pelaksanaan mutasi terkesan terburu-buru, tidak menunggu struktur organisasi tata kerja yang baru dilaksanakan. Banyak pejabat yang dilantik menjadi pelaksana tugas, padahal masih banyak pejabat yang memenuhi persyaratan.
"Kenapa menggunakan STOK yang lama, kalau SOTK yang baru akan dilaksanakan paling lama Januari 2017?" katanya.
Peristiwa ketiga terkait permintaan Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak agar Gubernur Nurdin kembali memberi jawaban. Nurdin sempat berdiri untuk memberi jawaban tambahan, namun sejumlah anggota Fraksi Demokrat dan Fraksi Kebangkitan Bangsa berhasil "menyelamatkannya".
Nurdin akhirnya duduk kembali, karena jawaban tidak harus disampaikan secara lisan, melainkan dapat diberikan secara tertulis.
Anggota Fraksi Demokrat Surya Makmur Nasution mengatakan anggota DPRD Kepri tidak boleh menyampaikan pendapat pribadi dalam rapat paripurna interpelasi, melainkan cukup bertanya.
Dia meminta seluruh anggota DPRD Kepri menahan diri, agar rapat paripurna berjalan dengan baik, dan menjunjung etika.
"Gubernur memiliki niat yang baik, membacakan seluruh jawaban. Beliau siap memperbaiki seandainya ditemukan kekeliruan dalam proses mutasi pejabat," katanya.
Gubernur Nurdin menegaskan mutasi merupakan hal yang biasa sebagai pembinaan. Namun di sejumlah pemerintah masih dianggap yang luar biasa.
Gubernur memiliki hak untuk memilih, menetapkan, melantik maupun mengusulkan pemberhentian ASN.
Pelantikan pejabat itu sesuai kemampuan ASN, tidak ada praktik KKN dalam mutasi pejabat eselon II-IV.
"Tidak ada anak, adik, ipar, dan ponakan saya dalam mutasi itu," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf