Suara.com - Anggota Komisi I DPR, Supiadin Saputra menduga ada organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia memiliki hubungan atau korelasi dengan ISIS sehingga masyarakat harus mewaspadainya.
"Sangat mungkin (korelasi) karena beberapa teroris yang tertangkap merupakan jaringan ISIS," kata Supiadin di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan informasi adanya kemungkinan jaringan ISIS berkorelasi dengan ormas di Indonesia, hanya dimiliki oleh pihak intelijen.
Namun politisi Partai Nasdem itu meminta agar kewaspadaan harus ditingkatkan, mengingat ada yang mendukung ISIS secara terbuka meski itu hak ormas tersebut.
"Memang di Medsos (media sosial) sudah ada tulisan maupun video tentang ISIS yang beredar, Tapi belum bisa dipastikan korelasinya dengan ormas di Indonesia," ujarnya.
Supiadin menegaskan bahwa aliran ISIS tidak boleh berkembang hidup di Indonesia sehingga perlu diambil tindakan tegas oleh aparat keamanan seperti militer (TNI), Kepolisian, maupun intelijen (BIN).
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan ISIS sedang membangun kekuatan baru di Filipina yang dikabarkan bakal jadi markas Asia Tengara.
"Bahwa Filipina Selatan tengah diincar oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara," ujar Gatot.
Dia mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai ancaman terorisme ISIS karena Filipina tidak berjarak jauh dari Indonesia. Markas ISIS yang akan dibangun di Filipina sangat dekat dengan kawasan Poso atau Tarakan, Kalimantan.
Menyusup Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan aparat keamanan dan masyarakat Indonesia harus mewaspadai aliran ISIS yang sudah menyusup ke organisasi kemasyarakatan di Indonesia.
"Saya tidak mau sebut nama ormasnya lah, tapi mereka sudah mendukung ISIS secara terbuka," kata Charles di Jakarta, Jumat (9/12).
Menurut dia, ormas di Indonesia yang telah disusupi ISIS sudah menjadi proxy atau penghubung ISIS di kawasan bahkan ada pentolan ormas yang membaiat warga untuk menjadi pengikut ISIS.
Charles mengatakan ancaman jaringan dan ideologi ISIS bukan hanya menyangkut aksi-aksi terorisme saja, namun juga dengan cara mengganggu stabilitas politik nasional dan melalui aksi makar. [Antara]
Tag
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta