Suara.com - Seorang remaja berusia 18 tahun, Abdul Manaf mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon samping rumahnya di Kampung Cinangewer, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Diduga, dia gantung diri karena cintanya sering ditolak perempuan.
"Dari keterangan yang kami terima, remaja warga RT 12/03, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bojonggenteng mengalami depresi berat karena sering ditolak oleh gadis yang dicintainya," kata Kapolres Sukabumi, AKBP M Ngajib di Sukabumi, Sabtu (14/1/2016).
Remaja ini nekat gantung diri di pohon kokosan setinggi 3,5 meter dengan menggunakan tambang plastik yang ditalikan di pohon tersebut. Jasadnya ditemukan pertama kali oleh keluarganya yang mencari ke samping rumahnya dengan kondisi sudah tidak bernyawa dan masih tergantung di atas pohon.
Untuk menurunkan jasad remaja yang dikenal pendiam ini, pihak kepolisian harus dibantu warga dan keluarganya karena tubuhnya tergantung cukup tinggi. Usai diturunkan, jenazah Abdul Manaf langsung dievakuasi ke Puskesmas Bojonggenteng.
Dari hasil visum et refertum, tidak ditemukan ada bekas luka penganiayaan dan kondisinya kematiannya murni akibat bunuh diri. Adapun luka yang terdapat di lehernya karena jeratan tali.
"Kasus ini murni karena bunuh diri, karena terdapat tanda-tanda seperti keluar cairan dan kotoran dari lubang tubuhnya serta lidahnya menjulur. Setelah dilakukan pemeriksaan jasad remaja ini pun kami pulangkan ke keluarganya untuk segera dikebumikan," tambah Ngajib.
Sementara, salah seorang tokoh masyarakat sekitar, Ujang Miftahudin mengatakan remaja ini kesehariannya pendiam dan informasinya sering ditolak wanita idamannya dan hubungan pacarannya pun cepat kandas.
Mungkin akibat tidak mulusnya hubungan asmara remaja ini dengan gadis pujaannya, menyebabkan depresi dan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
"Abdul Manaf juga pernah menjadi murid saya, di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)," katanya.
Baca Juga: Diduga Korupsi, Hakim di Mesir Tewas Gantung Diri
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu