Suara.com - Calon gubernur DKI Jakarta yang kini tersandung kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tidak mau menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tiga hari lalu, wapres JK mengatakan pemimpin jangan kebanyakan minta maaf.
"Nggak usah dikomentari lah itu. Nggak usah komentar. Panjang nanti kalau aku komentar," kata Ahok usai kampanye di kawasan Kelurahan Tengah, Kecamatan Krama Jati, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
Hal itu dikatakan JK terkait permintaan maaf terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Ahok, kepada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.
"Seorang pemimpin itu jangan kebanyakan minta maaf, itu artinya dia tidak belajar dari kesalahan. Minta maaf ke publik ya berapa tahun sekali saja, jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berarti hati-hati lah," kata JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2017).
Terkait komentar JK, Ahok terlihat tak keberatan. Namun dia lagi-lagi tak mau menanggapi penyataan JK. "Biarin saja lah," ujar Ahok.
Srbelumnya, JK menilai Ahok kembali tersandung persoalan yang sama, yakni karena ketidak hati-hatian dalam berbicara. Dia berharap, calon petahana di Pilkada Jakarta 2017 itu bisa menjaga sikap dan prilaku.
"Kenapa pemimpin membikin kesalahan yang sama? Dengan kejadian kemarin coba, sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati, bisa buat kesalahan," ujar JK saat itu.
Diketahui, belum lama ini Ahok telah meminta maaf kepada Kiai Ma'ruf Amin atas sikapnya dalam persidangan ke delepan kasus dugaan penodaan agama.
Saat menyampaikan keberatan dalam persidangan, Ahok keberatan dengan kesaksian Ma'ruf, dan menuduh Rais Aam PBNU itu telah memberikan keterangan tidak benar, sehingga dia berencana ingin melakukan proses hukum.
Baca Juga: Ormas Muhammadiyah: Tuduhan Ahok ke Ma'ruf Amin Kejahatan Serius
Kini, Ahok telah minta maaf dan menegaskan tak akan melaporkan Ma'ruf ke polisi.
Berita Terkait
-
Pengacara Ahok Ingin SBY Juga Diperiksa, Demokrat: Itu Berlebihan
-
Ormas Muhammadiyah: Tuduhan Ahok ke Ma'ruf Amin Kejahatan Serius
-
Beredar KTP Palsu, Ahok Yakin Pelakunya Ditangkap di TPS
-
Survei: Isu SARA Jelang Pilkada DKI Tak Pengaruhi Pilihan Warga
-
Ahok Ogah Disejajarkan dengan Prabowo Subianto: Beda Kelas Bos
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra