Suara.com - Mantan presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono benar-benar terganggu dengan pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, siang tadi. Antasari menduga Yudhoyono menjadi inisiator kasus pembunuhan terhadap Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, yang dituduhkan kepada Antasari.
Dalam konferensi pers di Mega Kuningan Timur VII, nomor 26, Jakarta Selatan, Yudhoyono menyebut pernyataan Antasari sebagai black campaign terhadap putranya yang kini maju ke pilkada Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, menjelang pilkada Jakarta.
"Tiba-tiba hari ini ada serangan dan sebutlah black campaign yang disampaikan saudara Antasari, narapidana yang baru dapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo," kata Yudhoyono.
Yudhoyono menyamakan kasusnya ketika maju menjadi calon presiden pada pemilihan presiden tahun 2004. Ketika itu, kata Yudhoyono, dirinya juga mendapatkan black campaign di masa tenang pemilu.
"Sama dengan pemilihan presiden 2004. Saya juga dapat fitnah. Ada buletein dicetak dan diedarkan. Saya baca di Jawa Timur yang isinya juga serangan fitnah dan pembunuhan karakter," kata Yudhoyono.
Yudhoyono menyebut nasib dirinya dengan putranya sama.
"Tuhan takdirkan Agus dengan saya sama ketika ikuti pilpres 2004," kata Yudhoyono.
Yudhoyono menilai pernyataan Antasari di Bareskrim Polri siang tadi esensinya menuduh dan menyerangnya.
"Untuk merusak nama saya. Sebenarnya sudah lama saya memperkirakan hal ini akan terjadi. Adalah saudara-saudara dan sahabat saya yang juga ingatkan saya awas Pak SBY, sepertinya akan ada gerakan politik yang akan menggunakan atasan untuk menyerang dan mendiskreditkan Pak SBY. Saya sudah dengar itu cukup lama barangkali dua bulan lalu. Dan ternyata hal itu benar dan terjadi hari ini," kata Yudhoyono.
Yudhoyono mengatakan grasi yang diajukan Antasari yang dikabulkan Presiden Jokowi bermuatan politik.
"Saya harus katakan, nampaknya grasi Presiden Jokowi ada muatan politiknya. Sepertinya, sepertinya ada misi untuk menyerang dan merusak nama saya, juga keluarga saya," kata Yudhoyono.
"Serangan ini dilancarkan satu hari sebelum pemungutan suara, sebelum pencoblosan pilkada Jakarta. Sulit untuk tidak katakan bahwa serangan fitnah dan pembunuhan karakter ini terkait langsung dengan pilkada Jakarta," kata Yudhoyono.
Berita Terkait
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Tak Terduga! SBY Spontan Hentikan Mobil dan Melukis di Pinggir Jalan Wonogiri
-
Diundang Presiden, Giovanni van Bronckhorst Batal ke Indonesia
-
Antasari Azhar Wafat: Dari Ujung Tombak KPK, Jeruji Besi, Hingga Pesan Terakhir di Rumah
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?