Suara.com - Guru besar sejarah dan peradaban Islam dari Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra tidak seluruhnya setuju dengan pesan spanduk di masjid yang bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama." Spanduk tersebut muncul menjelang pilkada Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017 yang akan diikuti pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Saya tidak tahu pasti ya siapa yang menerbitkan (spanduk). Tapi siapa pun yang memasang spanduk seperti itu, saya kira substansinya tidak bisa dibenarkan," kata Azyumardi di Masjid Istiqlal, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2017).
Azyumardi mengatakan mengurusi jenazah sesama umat muslim diwajibkan.
"Jadi orang Islam itu, selama dia masih percaya pada dua kalimat syahadat, maka wajib disalatkan jenazahnya," ujar Azyumardi.
Azumardi menekankan pilihan politik seseorang tidak boleh dikait-kaitkan dengan menjalankan kewajiban tersebut.
"Jadi kalau soal dia mendukung secara politik, mendukung si ini dan si itu, tidak disukai oleh sebagian umat Islam yang lain. itu saya kira tidak boleh melarang menjalankan salat jenazahnya," ujar Azyumardi.
Azyumardi mengatakan prinsip pokok dalam ajaran Islam, setiap orang yang beriman -- meskipun tidak lagi menjalankan ibadah wajib -- namun masih percaya dengan dua kalimat syahadat, maka wajib hukumnya untuk mengurusi jenazah sesama umat.
"Kalau tidak salatkan orang Islam yang lain itu berdosa. Isi spanduk itu nggak benar. Nggak tahu ajaran tauhid, nggak tahu ajaran aqidah," tutur Azyumardi.
"Hal-hal yang fundamental dalam Islam itu ya harus diselenggarakan, seperti mengurusi orang meninggal itu tadi. Ya harus dimandikan, dikhafani, disalatkan dikuburkan. Jadi jangan karena sikap politiknya berbeda, mungkin mendukung calon tertentu, kemudian diancam tidak disalatkan, itu nggak bisa dibenarkan," Azyumardi menambahkan.
Berita Terkait
-
Spanduk Boikot Jenazah Pro Ahok, Polisi: Jangan Terjebak Situasi
-
Jika Jenazah Pro Ahok Ditolak di Satu Masjid, Cari Masjid Lain
-
Isu Boikot Jenazah Pro Ahok, Ini Bahaya Politik Praktis di Masjid
-
Polisi Tunggu Laporan Kasus Boikot Jenazah Pendukung Ahok
-
Aksi Tolak Salatkan Mayat Pro Ahok, Alissa Wahid: Berbahaya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar