Habib Rizieq Shihab sambangi kementrian pertanian di Jakarta, Selasa (28/2), sebagai saksi ahli agama dalam sidang lanjutan kasus penodaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). [Suara.com/Oke Atmaja]
Ketika dihadirkan jaksa sebagai saksi ahli, pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab membeberkan isi pidato Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang selama ini dianggap mengandung penghinaan terhadap agama.
"Pernyataan saya sebagai ahli mendapatkan enam ungkapan bermasalah," kata Rizieq dalam sidang yang berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2017).
Poin pertama, Rizieq menganggap pidato yang mengutip Al Maidah ayat 51 mempengaruhi keyakinan masyarakat, terutama umat muslim, untuk tidak mempercayai siapa pun yang melarang untuk memilih pemimpin non muslim.
"Pertama, “jadi jangan percaya sama orang” maka siapapun yang mengatakan kalimat ini berarti telah mengatakan kepada masyarakat jangan percaya pada siapapun juga untuk jangan percaya pada surah Al Maidah 51 yang mengajak tidak memilih non muslim," kata dia.
Rizieq juga menilai ketika pidato, sebenarnya Ahok sedang kunjungan kerja sebagai gubernur, bukan sedang kampanye pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Kedua, “nggak pilih saya” ini memperjelas pernyataan yg dilontarkan terdakwa dalam konteks pilkada. Itu nggak ada hubungannya dengan perikanan. Itu berarti pilkada," kata dia
Ahok, kata Rizieq, juga sudah membuat penafsiran tentang ayat suci di luar keyakinannya.
"Ketiga, “dibohongi pakai Al Maidah 51” siapa yang dibohongi? Tentu orang Islam yang dengar pidato tersebut yang dipanggil terdakwa dengan bapak dan ibu. Itu berarti Surat Al Maidah di sini dijadikan alat kebohongan, tetapi juga sumber kebohongan. Jadi terdakwa mengatakan dibohongi surat Al Maidah, berarti dibohongi Al Quran," kata dia.
Pernyataan Ahok juga dianggap melecehkan para nabi, sahabat rasul, dan ulama.
"Siapa membohongi umat Islam? Ya nggak pakai Al Maidah 51, siapapun dia. Karena terdakwa tidak menyebut si a dan si b. Siapa yang dimaksud? Siapapun yang pakai Al Maidah 51 untuk menerangkan kepada umat Islam untuk tidak memilih Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin umat islam. Jadi siapa saja, mulai nabi, para sahabat, begitu juga para ulama," kata dia.
"Keempat, “macam-macam itu” konotasinya bisa disampaikan kepada orang atau kepada Al Quran-nya. Macam-macam itu surat Al Maidah 51, berarti ini pelecehan," Rizieq menambahkan.
Dia menilai Ahok telah mempengaruhi keyakinan masyarakat, terutama umat muslim, terkait larangan memilih pemimpin yang non muslim.
"Kelima, “takut-takut,” maksudnya takut pilih terdakwa nanti masuk neraka. Berarti konteksnya adalah pilkada. Sekaligus melecehkan muslim yang memilih non-muslim sebagai pemimpinnya," kata Rizieq
"Keenam, “dibodohin” berarti bukan saja disampaikan warga Pulau Seribu dibohongi Al Maidah, Ini semakin mempertegas penodaan yang dilakukan terdakwa. Yang ingin saya sampaikan, kalau terdakwa menyampaikan tanpa menyebutkan siapa orangnya, berarti ini mencakup semua. Bukan hanya penodaan Al Quran, tetapi penghinaan rasulullah, nabi dan para sahabat, dan seluruh umat muslim," kata dia.
Rizieq mengatakan Ahok sebagai non muslim tidak bisa menafsirkan Al Quran secara sembarangan.
"Cukup dikatakan penodaan kalau seseorang mengubah-ubah ajaran agama Islam, atau menghina prinsip dalam agama Islam," katanya.
"Pernyataan saya sebagai ahli mendapatkan enam ungkapan bermasalah," kata Rizieq dalam sidang yang berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2017).
Poin pertama, Rizieq menganggap pidato yang mengutip Al Maidah ayat 51 mempengaruhi keyakinan masyarakat, terutama umat muslim, untuk tidak mempercayai siapa pun yang melarang untuk memilih pemimpin non muslim.
"Pertama, “jadi jangan percaya sama orang” maka siapapun yang mengatakan kalimat ini berarti telah mengatakan kepada masyarakat jangan percaya pada siapapun juga untuk jangan percaya pada surah Al Maidah 51 yang mengajak tidak memilih non muslim," kata dia.
Rizieq juga menilai ketika pidato, sebenarnya Ahok sedang kunjungan kerja sebagai gubernur, bukan sedang kampanye pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Kedua, “nggak pilih saya” ini memperjelas pernyataan yg dilontarkan terdakwa dalam konteks pilkada. Itu nggak ada hubungannya dengan perikanan. Itu berarti pilkada," kata dia
Ahok, kata Rizieq, juga sudah membuat penafsiran tentang ayat suci di luar keyakinannya.
"Ketiga, “dibohongi pakai Al Maidah 51” siapa yang dibohongi? Tentu orang Islam yang dengar pidato tersebut yang dipanggil terdakwa dengan bapak dan ibu. Itu berarti Surat Al Maidah di sini dijadikan alat kebohongan, tetapi juga sumber kebohongan. Jadi terdakwa mengatakan dibohongi surat Al Maidah, berarti dibohongi Al Quran," kata dia.
Pernyataan Ahok juga dianggap melecehkan para nabi, sahabat rasul, dan ulama.
"Siapa membohongi umat Islam? Ya nggak pakai Al Maidah 51, siapapun dia. Karena terdakwa tidak menyebut si a dan si b. Siapa yang dimaksud? Siapapun yang pakai Al Maidah 51 untuk menerangkan kepada umat Islam untuk tidak memilih Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin umat islam. Jadi siapa saja, mulai nabi, para sahabat, begitu juga para ulama," kata dia.
"Keempat, “macam-macam itu” konotasinya bisa disampaikan kepada orang atau kepada Al Quran-nya. Macam-macam itu surat Al Maidah 51, berarti ini pelecehan," Rizieq menambahkan.
Dia menilai Ahok telah mempengaruhi keyakinan masyarakat, terutama umat muslim, terkait larangan memilih pemimpin yang non muslim.
"Kelima, “takut-takut,” maksudnya takut pilih terdakwa nanti masuk neraka. Berarti konteksnya adalah pilkada. Sekaligus melecehkan muslim yang memilih non-muslim sebagai pemimpinnya," kata Rizieq
"Keenam, “dibodohin” berarti bukan saja disampaikan warga Pulau Seribu dibohongi Al Maidah, Ini semakin mempertegas penodaan yang dilakukan terdakwa. Yang ingin saya sampaikan, kalau terdakwa menyampaikan tanpa menyebutkan siapa orangnya, berarti ini mencakup semua. Bukan hanya penodaan Al Quran, tetapi penghinaan rasulullah, nabi dan para sahabat, dan seluruh umat muslim," kata dia.
Rizieq mengatakan Ahok sebagai non muslim tidak bisa menafsirkan Al Quran secara sembarangan.
"Cukup dikatakan penodaan kalau seseorang mengubah-ubah ajaran agama Islam, atau menghina prinsip dalam agama Islam," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Syahganda Bocorkan Amnesti Jilid 2: Prabowo Bakal Ampuni Ratusan Musuh Politik Jokowi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Status Firli Bahuri Jadi 'Senjata', Keyakinan Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Ijazah Jokowi
-
Polda Metro Jaya Jamin Profesionalisme, Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam
-
BPJS Ketenagakerjaan Gelar Diskusi Panel: Perkuat Transparansi Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
-
Prabowo Dengar, Alasan Kader Gerindra Menjerit Tolak Budi Arie
-
Yusril Beberkan Rencana 'Pemutihan' Nama Baik Napi, Ini Beda Rehabilitasi dan Hapus Pidana
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
Geledah Dinas Pendidikan Riau, KPK Cari Jejak Bukti Korupsi di Balik Kasus Pemerasan Gubernur
-
5 Fakta Mahasiswi Universitas Unpak Bogor: Surat Pilu Ditemukan, 'Maaf Ayah, Ibu, Mental Ira Hancur'
-
"Ira Cape, Ira Nyerah," Isi Surat Mahasiswi Unpak yang Jatuh dari Lantai 3 Gegerkan Bogor
-
Usai Protes Pedagang dan Mediasi Gubernur DKI, Tarif Kios Pasar Pramuka Resmi Diturunkan