Suara.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir mengatakan sudah menemukan Rumah Sakit di Doha, Qatar tempat Sri Rabitah diperiksa. Kemenlu meminta pihak Rumah sakit tersebut untuk membuka rekaman pasien yang pernah diperiksa pada Agustus 2014 lalu tersebut.
"Berikutnya kita mencoba mencari tahu, kira-kira di Rumah Sakit mana yang bersangkutan dirawat apabila ada kejadian ini. Kiita mendapatkan ada satu Rumah Sakit di sana, yang menginformasikan bahwa memang ada yang namanya sama dilakukan perawatan pada Agustus Tahun 2014, dan sehari lalu, kita meminta agar dibukanya record pasien," katanya di Ruang Palapa, Gedung Kemenlu, Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017).
Kata dia, tujuan dari permintaan dibukanya rekaman pasien tersebut adalah untuk mengetahui tindakan apa yang dilakukan oleh Rumah Sakit saat Sri diperiksa waktu itu. Hingga saat ini belum didapatkan hasilnya.
"Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan dan juga apabila ada yang namanya form persetujuan atas tindakan yang dilakukan, itu yang sampai sekarang kita sedang menunggu dari Rumah Sakit," kata Nasir.
Lebih lanjut lelaki yang akrab disapa Tata tersebut menjelaskan bahwa proses untuk menelusuri kasus yang menjerat Warga Dusun Lokol Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat tersebut agak sedikit rumit.
Pasalnya, nama Sri tidak terdaftar dalam database Kedutaan Besar RI di Doha, Qatar. Karenanya, untuk menemukan namanya, harus mencari ke Rumah sakit tempat dirinya pernah dirawat.
"Mungkin yang bisa saya sampaikan bahwa, terkait dengan ibu Sri, bahwa begitu Kementerian Laut Negeri tahu adanya kasus ini, kita menyampaikan kepada KBRI kita di Doha untuk mencari tahu. Langkah yang diambil mencek data dari ibu Sri ini, ternyata yang bersangkutan selama ada di Doha tidak pernah mendaftarkan diri atau didaftarkan kedalam database di KBRI. Oleh karena itu, KBRI berusaha mencari tahu melalui imigrasi yang ada di Qatar, dari situ diketahui yang bersangkutan masuk ke Qatar Juli dan keluar November 2014. Jadi hanya beberapa bulan di sana," katanya.
Sebelumnya, Ibu satu anak ini diduga diperdaya oleh majikannya saat bekerja di Doha. Dia diduga dibawa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan karena dianggap lemah, lalu dibawa ke ruang operasi dengan alasan untuk mengangkat penyakit, kemudian disuntik hingga tidak sadarkan diri.
Seminggu setelah operasi, Sri dikembalikan ke perusahaan yang mempekerjakannya karena dianggap tidak bisa bekerja dan lemah sebagai PRT. Sri disebut-sebut mengalami tindakan kekerasan karena dianggap tidak bisa bekerja dan dipindah beberapa kali. Sampai akhirnya, dia dikirim pulang tanpa gaji ke Surabaya, lalu dipulangkan ke Lombok atas bantuan seseorang.
Baca Juga: Kemenkes Diharapkan Audit Medical Check Up Sri Rabitah
Sri sampai di rumahnya pada Juli 2014 dalam kondisi sering sakit. Tiga tahun kemudian, tepatnya Februari 2017, setelah memeriksa kesehatannya, dia menemukan bahwa ginjal kanannya sudah tidak ada, tapi digantikan pipa plastik.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG
-
Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
-
Kementerian BUMN Turun Kasta Jadi Badan, Bagaimana Nasib ASN dan Pegawainya?
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Baru Mendarat, Presiden Prabowo Langsung 'Sidang' Kepala BGN soal Keracunan MBG: Ini Masalah Besar!
-
Panggung Muktamar X PPP Berubah Jadi Ring Tinju, Sesama Kader Saling Serang di Depan Media
-
Drama Panas di Awal Muktamar X PPP: Adu Mulut 'Lanjutkan' vs 'Perubahan' Pecah Saat Mardiono Pidato