Masjid Al Jihad, Gang BB, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017). [suara.com/Welly Hidayat'
Juru bicara Front Pembela Islam Slamet Ma'arif menegaskan organisasinya tidak pernah menginstruksikan kepada umat untuk memboikot jenazah pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Dari FPI tidak pernah menginstruksikan di posko, DPC (Dewan Pimpinan Cabang) untuk menolak jenazah yang mendukung kafir. Kami tidak mengajarkan itu," kata Slamet kepada Suara.com, Rabu (8/3/2017).
Pernyataan Slamet untuk menanggapi adanya pemasangan spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" dan "pemakaman ini ga nerima bangke orang munafik/pendukung dan pembela penista agama."
Slamet dapat memahami kenapa ada warga melakukan aksi seperti itu. Menurut Slamet, tentu mereka memiliki dalil-dalil.
Tapi, secara pribadi Slamet mengatakan sudah menjadi kewajiban bagi pemeluk agama Islam untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang berduka.
"Kalau kami hanya memahami saja. Beberapa masjid dan pengurus masjid memasangkan spanduk seperti itu. Cuma dari sikap FPI kan, kalau di negara muslim, di manapun dia berada secara fardu kifayah, memiliki kewajiban mengurus jenazahnya. Bagi mereka yang berpendapat seperti itu, kami hargai pendapat itu. Mereka punya dasar itu," kata dia.
Slamet mengatakan FPI tidak turut campur dengan aksi pemasangan spanduk.
"Kami tidak akan menyalahkan dan tidak akan mendukung. Selama itu kan urusan masing-masing. Orang kan punya dasar masing-masing. Tapi pandangan FPI nggak sampai ke situ," katanya
Slamet menekankan FPI punya cara tersendiri untuk bisa menyadarkan masyarakat agar tetap memilih pemimpin muslim.
"Kalau FPI, seharusnya warganya kita rangkul untuk sama-sama bisa memilih pemimpin muslim di putaran kedua, itu yang kami lakukan. Secara dengan cara melakukan dakwah yang kami lakukan," kata dia
"Dari FPI tidak pernah menginstruksikan di posko, DPC (Dewan Pimpinan Cabang) untuk menolak jenazah yang mendukung kafir. Kami tidak mengajarkan itu," kata Slamet kepada Suara.com, Rabu (8/3/2017).
Pernyataan Slamet untuk menanggapi adanya pemasangan spanduk bertuliskan "masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama" dan "pemakaman ini ga nerima bangke orang munafik/pendukung dan pembela penista agama."
Slamet dapat memahami kenapa ada warga melakukan aksi seperti itu. Menurut Slamet, tentu mereka memiliki dalil-dalil.
Tapi, secara pribadi Slamet mengatakan sudah menjadi kewajiban bagi pemeluk agama Islam untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang berduka.
"Kalau kami hanya memahami saja. Beberapa masjid dan pengurus masjid memasangkan spanduk seperti itu. Cuma dari sikap FPI kan, kalau di negara muslim, di manapun dia berada secara fardu kifayah, memiliki kewajiban mengurus jenazahnya. Bagi mereka yang berpendapat seperti itu, kami hargai pendapat itu. Mereka punya dasar itu," kata dia.
Slamet mengatakan FPI tidak turut campur dengan aksi pemasangan spanduk.
"Kami tidak akan menyalahkan dan tidak akan mendukung. Selama itu kan urusan masing-masing. Orang kan punya dasar masing-masing. Tapi pandangan FPI nggak sampai ke situ," katanya
Slamet menekankan FPI punya cara tersendiri untuk bisa menyadarkan masyarakat agar tetap memilih pemimpin muslim.
"Kalau FPI, seharusnya warganya kita rangkul untuk sama-sama bisa memilih pemimpin muslim di putaran kedua, itu yang kami lakukan. Secara dengan cara melakukan dakwah yang kami lakukan," kata dia
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?
-
Istana Dukung Langkah Pemda Larang Pesta Kembang Api di Perayaan Tahun Baru
-
Bambang Widjojanto Ingatkan KPK Tak Tunda Penetapan Tersangka karena Perhitungan Kerugian Negara
-
Banjir Sumatera Bukan Bencana Alam, Amnesty International: Cerminan Kebijakan Pro Deforestasi