Suara.com - Iran menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memanipulasi sejarah kaum Yahudi untuk menjustifikasi kebijakan zionisme.
Tudingan itu dilontarkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, sebagai respons pernyataan Benjamin saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (9/3/2017) pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Benjamin mengklaim Iran sebagai pewaris sah Kekaisaran Persia kuno yang berupaya memusnahkan kaum Yahudi.
"Benjamin adalah seorang pembohong besar. Ia memanipulasi sejarah Persia dan kaum Yahudi ribuan tahun silam. Tak hanya itu, ia justru menafsirkan Taurat (kitab suci Yahudi; Perjanjian Lama) secara salah," ungkap Menteri Zarif, seperti dilansir AFP, Senin (13/3).
Zarif menjelaskan, dalam Kitab Ester dituliskan Kaisar Persia Xerxes justru menyelamatkan kaum Yahudi dari konspirasi Haman.
Sementara pada era Kaisar Cyrus, Persia kembali menyelamatkan kaum Yahudi dari pembantaian Babylonia.
"Benjamin juga tidak bisa melupakan, saat Perang Dunia ke II, ketika kaum Yahudi dibantai di Eropa, Iran membuka pintunya sebagai rumah baru untuk mereka," terangnya.
Sebelumnya, dalam persamuhan di Moskow, PM Benjamin panjang lebar menceritakan perihal penderitaan kaum Yahudi di era lampau dan mengaitkannya dengan situasi kekinian kepada Putin.
"Kami, kaum Yahudi, gagal dimusnahkan oleh orang-orang Persia, 2.500 tahun silam. Tapi kekinian, upaya itu dilanjutkan pewaris Persia, yakni Iran, berupaya menghancurkan negara Israel," tegas Benjamin.
Namun, Benjamin menegaskan, Israel kekinian berbeda dengan kaum Yahudi masa lampau. "Kami sekarang punya wilayah sendiri, negara sendiri, dan pasukan sendiri. Tak akan mudah menghancurkan kami," tukasnya.
Baca Juga: Anies: Kalau Ditolak, Saya yang Salatkan Jenazah Pendukung Ahok
Mendengar pernyataan itu, Presiden Putin justru melontarkan pernyataan yang meminta PM Benjamin tidak mengeksploitasi sejarah masa lalu kaum Yahudi untuk kepentingan negara Israel.
"Kita sekarang hidup dalam dunia berbeda. Semua yang Anda katakan itu terjadi pada abad ke-5 sebelum Masehi. Israel sebaiknya fokus pada dunia modern. Saya hanya mau berdiskusi seperti itu," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah