Suara.com - India, didasari kepercayaan Hinduistik yang kental, sangat menghormati dan menyucikan sapi. Warga diwanti-wanti tak boleh menyakiti, apalagi menyembelih hewan tersebut.
Bahkan, di negara bagian Gujarat, seseorang yang membunuh sapi akan diganjar hukuman setara pembunuhan berencana kepada manusia.
Seperti dilansir AFP, Jumat (31/3/2017), pemerintah Gunjarat menetapkan hukuman penjara seumur hidup bagi pembunuh sapi.
Sementara bagi warga yang kedapatan membawa sapi ke rumah potong, akan dipenjara selama 10 tahun.
“Sebelumnya, warga yang kedapatan memyembelih sapi dihukum 7 tahun. Tapi kami berpikir hukuman itu terlampau rendah, sehingga dijadikan penjara seumur hidup. Sebab, sapi tak sekadar hewan, tapi lambang universalitas kehidupan,” tegas Menteri Hukum Gujarat Pradipsinh Jadeja.
negara bagian.
Tapi, Pradipsinh meyakini, cepat atau lambat gubernur bakal meneken revisi perundang-undangan yang mengatur hal tersebut.
Meski dianggap suci dan terdapat ancaman hukuman, warga minoritas India dari kalangan Muslim, Kristen, maupun umat Hindu dari kasta rendah, sehari-harinya menyantap daging sapi.
Baca Juga: Keluarga Korban Meninggal di Karaoke Inul Vista Buka Suara
Perdana Menteri India Narendra Modi beserta Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpinnya, terus mengampanyekan perlindungan sapi.
Modi dan BJP yang dikenal partai berhaluan kanan-jauh atau berkecenderungan fundamentalis Hindu, memerintahkan seluruh aparat pemerintahan terkait merazia serta menutup rumah-rumah potong sapi.
Mereka dan aktivis Hindu garis keras menuding industri daging yang didominasi warga Muslim menutup-tutupi pendistribusian daging sapi kepada pedagang-pedagang eceran.
Untuk diketahui, segala peristiwa maupun rumor terkait penyembelihan sapi adalah sangat sensitif bagi warga India. Sebab, hal itu bisa memantik kerusuhan sektarian.
Berita Terkait
-
"All Indonesian Final" Berpeluang Terjadi di India Open
-
Anggota Dewan Tampar Staf Maskapai Penerbangan Pakai Sandal
-
Pengadilan India: Sungai Gangga Setara Manusia di Muka Hukum
-
KPK Periksa Dirut PT Pertani dalam Kasus Dugaan Suap Hakim MK
-
Hilang Selama 8 Tahun, Satelit India Didapati Sedang Kitari Bulan
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN