Suara.com - Beruntung sekali nasib Mahpud, seorang relawan lalu lintas di Bogor berusia 45 tahun ini. Dia dihadiahi berangkat umrah gratis oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Hadiah ini diberikan Zulkifli atas dedikasi Mahpud sebagai relawan yang dinilai berjasa membantu aparat dan masyarakat di tengah kepadatan arus lalu lintas.
"Kiprah Mahpud sangat luar biasa, membantu masyarakat luas, hadiah umrah ini bonus atas dedikasinya," kata Zulkifli dalam acara pencapaian tiga tahun kinerja wali kota dan wakil wali kota Bogor, Jumat (7/4/2017) seperti diwartakan Antara.
Sebelumnya, Mahpud tampil sebagai salah satu dari tiga penerima penghargaan dan apresiasi Pemerintah Kota Bogor pada acara pencapaian tiga tahun kinerja Bima Arya Sugiarto dan Usmar Hariman sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor.
Keberadaan Mahpud cukup dikenal sebagai relawan lalu lintas dengan ciri khasnya suka berjoget saat mengatur arus lalu lintas di persimpangan Jl Juanda depan Istana Bogor.
Dia selalu mengenakan seragam biru lengkap dengan rompi menyerupai anggota Banpol atau petugas bantuan polisi. Ayah dari empat anak ini bekerja dari pagi hingga siang mengatur lalu lintas di Jl Juanda.
Sejak diberlakukan sistem satu arah 1 April 2016, Mahpud pun pindah mencari lokasi persimpangan yang membutuhkan bantuannya untuk mengatur lalu lintas, tepatnya di Jl Cermai.
Mahpud bekerja secara sukarela tidak menerima gaji dari pemerintah. Namun ia dapatkan dari pengguna jalan yang memberikan kepedulian. Rata-rata sehari ia bisa mendapatkan Rp100 ribu.
"Pernah sehari dapat Rp500 ribu, khusus di bulan Ramadan. Ini bukti bulan Ramadan penuh berkah," katanya.
Baca Juga: Pengacara Bantah Buni Yani Kabur Jelang Sidang
Sehari-hari ia melakoni aktivitas sebagai relawan pengatur lalu lintas. Aksinya seperti James Carter petugas polisi dalam Film Rush Hour 3 yang diperankan Chris Tucker, dengan menari-nari sambil mengatur arus lalu lintas.
Pria yang hanya lulusan kelas lima SD ini, mengawali profesinya sebagai preman yang mengatur persimpangan, dimulai dari Jl Pajajaran dekat Kampus IPB Baranangsiang.
"Sebelumnya saya pernah bekerja sebagai kuli panggul dan penjual kantong plastik di Pasar Anyar," katanya.
Mahpud memilih profesi sebagai preman jalanan karena melihat mahasiswa yang menyeberang jalan di tengah arus lalu lintas yang padat. Sejak kampus IPB pindah ke Dramaga, Mahpud pun mencari lahan baru yang memungkinkan ia mendapatkan uang dari profesi preman jalanan.
"Tahun 2000 saya pindah ke Kedung Halang. Lalu tahun 2004 sampai 2007 saya pindah lagi ke Simpang Jambu Dua," katanya.
Ide menari sambil mengatur arus lalu lintas ia dapatkan spontanitas. Saat itu tengah terjadi keributan antara dua kelompok, sehingga arus lalu lintas menjadi semrawut. Ia mencoba melerai dua kelompk yang saling serang, tetapi tidak digubris.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti