Suara.com - Naik turunnya isu kepuasan, penistaan agama, kerelaan memilih gubernur berstatus terdakwa, dan keinginan memiliki gubernur baru, akan menentukan naik turunnya elektoral pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno di pilkada putaran kedua. Karena setiap calon diuntungkan atau dirugikan dengan isu-isu tersebut.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan yang baru dalam temuan survei periode April 2017 yaitu untuk pertamakalinya pasangan Anies-Sandiaga mengungguli Ahok-Djarot di segmen pemilih ekonomi menengah atas. Isu baru yang dibawa Anies yang juga dikampanyekan intensif oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menguntungkan mereka.
"Yaitu keberagaman yang berkeadilan sosial yang lebih menjamin stabilitas politik. Bahkan, Prabowo menyatakan akan menjadi orang pertama yang menurunkan Anies-Sandi jika mereka tidak merawat keberagaman dan tak setia pada konstitusi, UUD 45, NKRI dan Pancasila. Isu ini yang ingin didengar pemilih ekonomi kelas menengah," kata Ardian di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Pilkada DKI Jakarta tinggal menghitung hari, 19 April 2017. Saat ini pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan teratas. Namun, dukungan terhadap masing-masing calon masih bisa berubah, kata Ardian.
Dinamika pemilih di Pilkada Jakarta cukup cair. Tiga hari di masa tenang akan menentukan siapakah yang akan keluar sebagai pemenang.
Ada tiga faktor yang bisa mengubah dukungan terhadap masing-masing calon. Ketiga faktor tersebut adalah, pertama: isu negatif yang dahsyat menimpa salah satu calon. Isu negatif yang dahsyat, seperti serangan Antasari Azhar kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bisa mengubah dukungan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada putaran pertama.
Kedua, mobilisasi dukungan yang abnormal menjelang hari H.
"Dalam pengalaman sejumlah pilkada, money politic yang masif atau mobilisasi pemilih ilegal bisa mengubah dukungan terhadap calon," kata dia.
Ketiga, tingkat golput. Jika golput pemilih pasangan calon tertentu tidak proporsional maka bisa mengubah dukungan. Calon yang menang adalah calon yang pemilihnya paling banyak datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Presiden Prabowo Sebut Kesalahan Sistem Jadi Penyebab Kebocoran Anggaran Negara
-
Game-Changer Transportasi Jakarta: Stasiun KRL Karet dan BNI City Jadi Satu!
-
Ingin Benahi Masalah Keracunan MBG, Prabowo Minta Ompreng Dicuci Ultraviolet hingga Lakukan Ini
-
Gedung Bundar Siapkan 'Amunisi' untuk Patahkan Gugatan Praperadilan Nadiem Makarim
-
Waspada! 2 Ruas Jalan di Jakarta Barat Terendam: Ketinggian Air Capai...
-
Viral SPBU Shell Pasang Spanduk 'Pijat Refleksi Rp1000/Menit', Imbas BBM Kosong
-
Tok! Lulusan SMA Tetap Bisa Jadi Presiden, MK Tolak Gugatan Syarat Capres-Cawapres Minimal Sarjana
-
Amnesty Tanggapi Pencabutan Kartu Identitas Liputan Istana: Contoh Praktik Otoriter
-
Tak Ada Damai, Penggugat Ijazah Gibran, Subhan Palal Beri Syarat Mutlak: Mundur dari Jabatan Wapres!
-
Dari OB dan Tukang Ojek Jadi Raja Properti, 2 Pemuda Ini Bikin Prabowo Hormat, Cuan Rp150 M Setahun!