Suara.com - Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk menganalisa isu kebencian terhadap suku, ras, agama dan antar golongan saat Pilkada DKI Jakarta kemarin tak lepas dari nama Waki Presiden Jusuf Kalla. Dia menduga JK di balik berkembangnya SARA di Jakarta.
Dari mana buktinya? Hamdi menjelaskan dugaannya itu memang sulit dibuktikan. Tapi dia punya penjelasannya.
"Ada indikasi kuat JK (Kalla) terlibat dari penggiringan isu (SARA) ini," kata Hamdi Muluk saat berbincang dengan suara.com, Selasa (16/5/2017).
Hamdi mengatakan hubungan JK dan Anies belakangan semakin dekat. Mereka sering bertemu di beberapa kesempatan. Selain itu, kolega JK membantuu Anies pasca menang dalam tim-tim yang dibentuk.
"Kalau kita lihat bahwa Sudirman Said dijadikan Ketua Tim Sinkroniasi Anis-sandi, Erwin Aksa adalah tokoh kunci di balik pencalonan Anies. Dua orang ini satu lingakaran dengan JK," ujar Hamdi.
Meski demikian, Hamdi mengakui bahwa keterlibatan Kalla dalam penggiringan isu SARA di Pilkada Jakarta, sangat sulit untuk dibuktikan. Namun indikasi itu ada jika dilihat dari gelagat politiknya.
"Kalau terlibat lansung, JK memang nggak bisa dibuktikan, cuma dari beberapa indikasi tadi, bisa jadi benar bahwa JK lebih dekat ke Prabowo dan kawan-kawan," kata Hamdi.
Isu SARA selama Pilkada DKI Jakarta berujung pada pemenjaraan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok karena terjerat kasus penodaan agama. Selama Pilkada, demo-demo mengatasnamakan umat Islam terjadi. Mereka menyerukan pilih pemimpin muslim. Hanya Ahok kandidat gubernur yang bukan muslim.
Baca Juga: JK 'Diserang' Isu SARA, Ini 'Curhat' Putri Bungsunya
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu