Suara.com - Demonstran kelompok oposisi Presiden Venezuela Nicolas Maduro semakin menunjukkan paras brutal dan rasis. Termutakhir, mereka membakar hidup-hidup seorang pemuda keturunan Afrika bernama Orlando Jose Figuera.
Pemuda berusia 21 tahun tersebut ditusuk dan dibakar hidup-hidup demonstran oposisi sayap kanan tersebut menggelar unjuk rasa, di Caracas, 20 Mei 2017.
Setelah sempat dirawat di rumah sakit, Orlando akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Minggu (4/5/2017), demikian dilansir TelesurTv.
"Pemuda patriotik itu akhirnya wafat. Kita harus mengenang Orlando sebagai pemuda yang dengan nyawanya mempertahankan hasil-hasil revolusi Bolivarian untuk rakyat, dan menentang demonstran kaum oligarkis itu," tutur Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela Ernesto Villegas.
Villegas juga meminta stasiun-stasiun televisi swasta Venezuela yang dikuasai taipan-taipan media pendukung kaum oposan berhenti menyiarkan berita-berita bohong mengenai demonstran oposisi.
"Setop berita-berita bohong bahwa aksi itu adalah aksi damai. Setiap aksi, mereka selalu melakukan kekerasan terhadap rakyat miskin yang pro-pemerintah revolusioner Maduro," tegasnya lagi.
Ines Esparragoza, ibunda Orlando, mengecam demonstran dan seluruh kaum oposisi yang membakar hidup-hidup buah hatinya.
"Aku bangga, putraku mati sebagai 'Chavista'. Selama hidupnya dia adalah seorang revolusioner, yang tak mau Venezuela kembali dikuasai kaum kaya nan serakah," tuturnya.
Untuk diketahui, 'Chavista' adalah sebutan bagi pengikut mendiang presiden Venezuela Hugo Chaves. Semasa hidup, Chaves mengubah haluan politik dan ekonomi negeri itu menjadi sosialistis. Ia banyak membuat kebijakan yang menaikkan taraf hidup warga kalangan bawah.
Baca Juga: Saudi, Mesir, Bahrain, UEA, Mendadak Putus Hubungan dengan Qatar
Namun, Ines tetap bersedih karena putranya diburu dan dianiaya oleh demonstran layaknya binatang.
"Kenapa Julio Borges (ketua parlemen nasional; oposisi) mendukung aksi itu? Kenapa Henrique Capriles (pemimpin oposisi) menyuruh massanya membunuh anakku," tuturnya.
Presiden Maduro juga menyatakan kesedihan atas kematian Orlando dan kemarahannya terhadap demonstran.
"Orlando diburu, ditusuk, dan dibakar hidup-hidup oleh demonstran, karena ia berkulit hitam yang selalu diasosiasikan mereka sebagai Chavista dan Sosialis," tegasnya.
"Inikah yang disebut kaum oposan itu sebagai aksi damai? inikah yang mereka sebut sebagai demokrasi? Rakyat Venezuela tak butuh demokrasi brutal kalian!" tambahnya.
Untuk diketahui, sejak kaum oposan menggelar aksi secara rutin dua bulan lalu, tercatat 70 warga miskin pro-pemerintah tewas dianiaya demonstran.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
BNI Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pelatihan Pemanfaatan AI
-
Revisi UU Pemilu: Momen Krusial Perkuat Demokrasi atau Justru Merusaknya? Ini Kata Pengamat!
-
Soal Dugaan Kebocoran Anggaran Haji Rp 5 Triliun, Gus Irfan: Itu Masih Potensi
-
BRUK! Lansia Jatuh dari Lantai 30 Apartemen di Pademangan Jakut, Tubuhnya Timpa Mobil
-
Tinjau Pesantren Al-Khoziny, Cak Imin Minta Pembangunan Gedung Tanpa Ahlinya Harus Dihentikan
-
Menteri Haji dan Umroh 'Setor' 200 Nama Calon Pejabat ke KPK Sebelum Dilantik: Untuk Ditracking
-
Hotman Paris Minta Nadiem Makarim Dibebaskan: Penetapan Tersangka Kasus Laptop Dinilai Cacat Hukum
-
Menteri Haji dan Umrah Serahkan 200 Nama Calon Pejabat ke KPK, Ada Apa?
-
Menkum Sahkan Kubu Mardiono Dinilai Redam Dualisme PPP: Ibarat Sepak Bola, 90 Menit Selesai!
-
Tragedi Maut Al Khoziny: Kemenag Janji Rombak Aturan, Standar Bangunan Pesantren Segera Ditetapkan