Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jendaral Setyo Wasisto [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
        Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan proses penyelidikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan masih berlangsung. Dia mengakui sebenarnya tak sulit mengungkap orang yang menyerang Novel pakai air keras, tetapi ada prosesnya.
 
"Sebenarnya tidak sulit, saya selalu mengatakan penyidikan itu dari induktif, dari TKP, barang bukti, saksi," ujar Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017).
 
Kasus penyerangan terhadap Novel sudah terjadi pada 11 April 2017. Namun, sampai sekarang polisi belum berhasil menangkap pelakunya. Saat ini, Novel masih dirawat di Singapore General Hospital untuk perawatan mata yang mengalami luka serius.
 
Metode lainnya yaitu deduktif. Artinya, polisi mencari motif kasus penyerangan.
"Sebenarnya tidak sulit, saya selalu mengatakan penyidikan itu dari induktif, dari TKP, barang bukti, saksi," ujar Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017).
Kasus penyerangan terhadap Novel sudah terjadi pada 11 April 2017. Namun, sampai sekarang polisi belum berhasil menangkap pelakunya. Saat ini, Novel masih dirawat di Singapore General Hospital untuk perawatan mata yang mengalami luka serius.
Metode lainnya yaitu deduktif. Artinya, polisi mencari motif kasus penyerangan.
"Sementara deduktif, kami mencari motif-motif, ini belum ketemu dan kami terus mencari bukti dan saksi-saksi kemudian mencari informasi lain terkait kasus tersebut," kata dia.
Beberapa waktu yang lalu, Novel menyampaikan kepada majalah TIME bahwa ada dugaan perwira polisi terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel juga menyatakan keheranannya sampai sekarang polisi belum berhasil mengungkap kasus.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon meminta polisi transparan dalam menyelidiki kasus tersebut.
"Yah harus transparan dan harus dibuka siapa yang menjadi aktor dibelakangnya," kata Fadli Zon di DPR, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Fadli menekankan pelaku teror tidak boleh ditolerir dan dihukum. Sebab, kasus ini sudah menjadi obstraction of justice dalam penanganan kasus hukum lainnya.
"Harus ada penegakan hukum dalam kasus teror saudara Novel itu karena teror seperti itu sangat mengganggu. kalau itu bisa dikatakan obstraction of justice dan teror ini tidak bisa ditolerir karena ini aparat hukum yang menjalankan tugas," tuturnya.
        
                 
                           
      
        
        Beberapa waktu yang lalu, Novel menyampaikan kepada majalah TIME bahwa ada dugaan perwira polisi terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel juga menyatakan keheranannya sampai sekarang polisi belum berhasil mengungkap kasus.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon meminta polisi transparan dalam menyelidiki kasus tersebut.
"Yah harus transparan dan harus dibuka siapa yang menjadi aktor dibelakangnya," kata Fadli Zon di DPR, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Fadli menekankan pelaku teror tidak boleh ditolerir dan dihukum. Sebab, kasus ini sudah menjadi obstraction of justice dalam penanganan kasus hukum lainnya.
"Harus ada penegakan hukum dalam kasus teror saudara Novel itu karena teror seperti itu sangat mengganggu. kalau itu bisa dikatakan obstraction of justice dan teror ini tidak bisa ditolerir karena ini aparat hukum yang menjalankan tugas," tuturnya.
Tag
Komentar
        Berita Terkait
- 
            
              Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
 - 
            
              Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
 - 
            
              Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
 - 
            
              Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
 - 
            
              Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
 - 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI