Penyidik KPK Novel Baswedan saat akan meninggalkan gedung KPK Jakarta, Jumat (4/12).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan ada tiga sketsa wajah orang yang diduga terlibat kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
"Sketsa dibuat dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh saksi, tiga sketsa yang berbeda, karena pada posisi yang berbeda pula," kata Argo di Polda Metro Jaya, Selasa (4/6/2017).
Tiga sketsa dibuat atas dasar analisa dari keterangan tiga saksi yang tinggal di dekat kediaman Novel, Kelapa Gading. Ketiga saksi pernah melihat tiga orang misterius menjelang kasus penyerangan terhadap Novel pada Selasa (11/4/2017) lalu.
"Selain 56 saksi itu ada tiga saksi tambahan lagi tetangganya, pernah melihat seseorang gitu tiga orang itu melihatnya berbeda-beda. Mereka melihat sendiri-sendiri," kata dia.
Saksi berinsial E ketika itu melihat orang mencurigakan sedang duduk dalam posisi menunduk di depan rumah Novel. Orang itu terlihat usai E salat subuh berjamaah di masjid dekat kediaman Novel.
"Ada saksi yang inisial E itu yang habis salat subuh dia pulang duluan, dia melihat ada orang di depan rumah Novel saat itu sedang menunduk, makanya ini sedang kami cek situasi sekitar jam lima pagi posisi menunduk ini sedang kami dalami kembali kira-kira seperti apa," kata dia.
Argo menambahkan dua saksi lainnya melihat orang misterius sedang berada di jembatan yang mengarah ke rumah Novel.
"Sama ada yang liat di atas jembatan, ada juga yang ke arah rumah Novel," kata dia.
Untuk menentukan secara pasti terduga pelaku kasus penyerangan terhadap Novel, kata Argo, penyidik berencana memanggil kembali ketiga saksi tersebut untuk ditunjukan hasil tiga sketsa wajah yang sudah dibuat.
"Makanya sedang kami dalami kembali seseorang dengan sekilas itu bisa tahu wajah dan masih ingat," kata Argo.
"Sketsa dibuat dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh saksi, tiga sketsa yang berbeda, karena pada posisi yang berbeda pula," kata Argo di Polda Metro Jaya, Selasa (4/6/2017).
Tiga sketsa dibuat atas dasar analisa dari keterangan tiga saksi yang tinggal di dekat kediaman Novel, Kelapa Gading. Ketiga saksi pernah melihat tiga orang misterius menjelang kasus penyerangan terhadap Novel pada Selasa (11/4/2017) lalu.
"Selain 56 saksi itu ada tiga saksi tambahan lagi tetangganya, pernah melihat seseorang gitu tiga orang itu melihatnya berbeda-beda. Mereka melihat sendiri-sendiri," kata dia.
Saksi berinsial E ketika itu melihat orang mencurigakan sedang duduk dalam posisi menunduk di depan rumah Novel. Orang itu terlihat usai E salat subuh berjamaah di masjid dekat kediaman Novel.
"Ada saksi yang inisial E itu yang habis salat subuh dia pulang duluan, dia melihat ada orang di depan rumah Novel saat itu sedang menunduk, makanya ini sedang kami cek situasi sekitar jam lima pagi posisi menunduk ini sedang kami dalami kembali kira-kira seperti apa," kata dia.
Argo menambahkan dua saksi lainnya melihat orang misterius sedang berada di jembatan yang mengarah ke rumah Novel.
"Sama ada yang liat di atas jembatan, ada juga yang ke arah rumah Novel," kata dia.
Untuk menentukan secara pasti terduga pelaku kasus penyerangan terhadap Novel, kata Argo, penyidik berencana memanggil kembali ketiga saksi tersebut untuk ditunjukan hasil tiga sketsa wajah yang sudah dibuat.
"Makanya sedang kami dalami kembali seseorang dengan sekilas itu bisa tahu wajah dan masih ingat," kata Argo.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting