Sabu yang disita dari kapal penyelendup 1 ton Sabu di Anyer, Serang, Banten. [Antara]
Anggota Komisi III DPR Wenny Warrouw mengatakan narkoba bisa masuk ke semua kalangan. Mulai dari orang berekonomi lemah sampai yang berlimpah. Mulai dari tukang becak, sampai artis, bahkan anak taipan.
"Semua orang bisa jadi sasaran, orang tukang becak aja jadi kurir, dihantam. Tukang ojek jadi kurir, dihantam. Memang harus begitu. Karena seharusnya kita sudah angkat bendera untuk mengatakan republik ini darurat narkoba," kata Wenny di DPR, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Pernyataan Wenny menyusul penangkapan terhadap sejumlah nama artis dalam kasus dugaan terlibat dalam narkoba. Sebut saja anaknya artis Jeremy Thomas, Axel Matthew Thomas, kemudian Pretty Asmara yang ditangkap polisi bersama tujuh artis di Jakarta.
Politikus Partai Gerindra meminta polisi mempertajam penyelidikan untuk pemberantasan narkoba.
Polisi dan Badan Narkotika Nasional harus memanfaatkan kewenangan penyadapan untuk upaya pencegahan peredaran narkoba.
"Jadi, jangan semuanya langsung dicekal. Harusnya begini, (direktur) narkoba, BNN, dia kan punya alat sadap. Dia bisa menyadap siapa saja yang nanti jadi calon pengguna narkoba. Laksanakan itu dong. Kalau sudah begitu, rakyat akan takut. Jadi ada daya tangkalnya dulu, ada daya cegahnya. Jangan apa-apa langsung (tangkap). Ya sulit jadinya memberantas, mencegah," ujar dia.
"Jadi, siapa yang menggunakan narkoba itu kan disadap dulu, jadi sebelum dia 'make', sudah diberitahu dulu. Nah itu kan lebih bagus," Wenny menambahkan.
Dengan pola demikian, kata mantan jenderal polisi, integritas polisi bisa dilihat sehingga upaya penyuapan terhadap oknum bisa dihindari.
"Ini kan jadi integritas petugas diuji. Coba aja. Jadi, jangan ada 86 di jalan. Bawa ke pengadilan," tuturnya.
"Semua orang bisa jadi sasaran, orang tukang becak aja jadi kurir, dihantam. Tukang ojek jadi kurir, dihantam. Memang harus begitu. Karena seharusnya kita sudah angkat bendera untuk mengatakan republik ini darurat narkoba," kata Wenny di DPR, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Pernyataan Wenny menyusul penangkapan terhadap sejumlah nama artis dalam kasus dugaan terlibat dalam narkoba. Sebut saja anaknya artis Jeremy Thomas, Axel Matthew Thomas, kemudian Pretty Asmara yang ditangkap polisi bersama tujuh artis di Jakarta.
Politikus Partai Gerindra meminta polisi mempertajam penyelidikan untuk pemberantasan narkoba.
Polisi dan Badan Narkotika Nasional harus memanfaatkan kewenangan penyadapan untuk upaya pencegahan peredaran narkoba.
"Jadi, jangan semuanya langsung dicekal. Harusnya begini, (direktur) narkoba, BNN, dia kan punya alat sadap. Dia bisa menyadap siapa saja yang nanti jadi calon pengguna narkoba. Laksanakan itu dong. Kalau sudah begitu, rakyat akan takut. Jadi ada daya tangkalnya dulu, ada daya cegahnya. Jangan apa-apa langsung (tangkap). Ya sulit jadinya memberantas, mencegah," ujar dia.
"Jadi, siapa yang menggunakan narkoba itu kan disadap dulu, jadi sebelum dia 'make', sudah diberitahu dulu. Nah itu kan lebih bagus," Wenny menambahkan.
Dengan pola demikian, kata mantan jenderal polisi, integritas polisi bisa dilihat sehingga upaya penyuapan terhadap oknum bisa dihindari.
"Ini kan jadi integritas petugas diuji. Coba aja. Jadi, jangan ada 86 di jalan. Bawa ke pengadilan," tuturnya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Kepala BNN Beberkan Ciri-Ciri Anak Pengguna Narkoba: Mata Merah hingga Pola Tidur Terbalik
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Raffi Ahmad Diisukan Jadi Menpora, Ingat Lagi Jejak Digitalnya Tersandung Kasus Narkoba
-
5 Buronan Kakap Sri Lanka Terciduk usai Ngumpet di Kebon Jeruk Jakbar, Kasus-kasusnya Ngeri!
-
Penggerebekan di Apartemen Kebon Jeruk, Buronan Narkoba dan Pelaku Kasus Pembunuhan Diciduk
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar