Suara.com - Jajaran direksi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk atau AISA hari ini melakukan public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai kasus beras oplosan yang menimpa anak perusahaannya PT Indo Beras Unggul (IBU).
PT Indo Beras Unggul (IBU) ini memperdagangkan sebanyak 17 merk beras. Dua di antaranya yang dianggap sebagai pengoplos beras rastra, Ayam Jago dan Maknyuss.
Direktur sekaligus Juru Bicara AISA, Jo Tjong mengatakan public expose yang dilakukannya menjadi sangat penting bagi perseoran untuk mengklarifikasi mengenai tuduhan mengoplos dan menimbun beras bersubsidi yang ditujukan untuk anak perusahaannya.
"Public expose ini sangat perlu untuk semua stakeholder kami dan khususnya PT Indo Beras Unggul ini ada apa. Ini tujuan kami public expose," kata Jo Tjong, Selasa (25/7/2017).
Jo Tjong mengatakan, tuduhan menimbun beras sebanyak 1.161 ton di gudang mereka yang berlokasi di Bekasi tidak lah benar. Jo mengaku, beras tersebut merupakan stok penjualan satu minggu ke depan.
"Itu stok beras untuk satu minggu ke depan. Kami sama sekali tidak melakukan penimbunan beras," katanya.
Selain itu, terkait tudingan beras kemasan yang diproduksi menggunakan beras bersubsidi, IBU mengungkapkan beras yang dijualnya berasal dari gabah produksi petani. Proses tata niaga beras itu pun dijabarkan berasal dari petani lalu ke kelompok tani kemudian pengumpul dan akhirnya melalui proses penggilingan.
"Kami itu tidak menggunakan beras rastra sebagai bahan baku kami. Subsidi input sudah selesai dari tingkat gabah," katanya.
Selain itu, lanjut Jo, PT IBU juga membeli gabah yang beredar di pasar. Pembelian gabah dilakukan juga langsung dari para petani di lingkungan sekitar pabrik. Sehingga jika IR64 yang dibeli PT IBU melanggar aturan.
Baca Juga: KPPU Akui Adanya Praktik Oligopoli Dalam Perdagangan Beras
"Petani biasanya menjual dari kelompok tani, nah kami ambil dari situ. Kami beli seperti beras yang dibeli orang lain. Jadi pelaku usaha lain juga beli IR64. Kalau begitu semua pelaku usaha juga kena dong," ujarnya.
Berita Terkait
-
KPPU Akui Adanya Praktik Oligopoli Dalam Perdagangan Beras
-
Soal Beras Oplosan, Khofifah Sebut PT. IBU Tak Ada Kesalahan
-
Komisi IV DPR akan Panggil Berbagai Pihak Soal Beras Oplosan
-
Saham AISA Turun Karena Kasus Beras Oplosan, BEI Angkat Tangan
-
Besok AISA Akan Beberkan Masalah Beras Oplosan Saat Public Expose
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Begini Kata DPP PDIP Soal FX Rudy Pilih Mundur Sebagai Plt Ketua DPD Jateng
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar