Suara.com - Aparat kepolisan membubarkan seminar Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965/1966 yang digelar di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan alasan pembubaran seminar tersebut lantaran belum mengantongi izin dari pihak kepolisian.
"Seandainya mengumpulkan banyak orang, kemudian berkegiatan tanpa memberikan pemberitahuan atau izin kepolisian, ya kami berhak dibubarkan. Jadi belum ada dari panitia kepada kepolisian," ujar Argo di Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Ketika ditanya apakah pembubaran seminar Pengungkapan Sejarah 1965-1966 karena alasan izin atau lantaran kegiatan tersebut membahas soal PKI, Argo menegaskan, bahwa setiap kegiatan yang mengumpulkan massa harus memberitahukan kepada aparat kepolisian. Hal ini berdasarkan Undang-undang nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan pendapat di Muka Umum.
"Di Undang-undang sudah jelas toh, di UU penyampaian pendapat No.9 Tahun 1998, kalau tidak ada pemberitahuan kepada kepolisian wajib dibubarkan," tegasnya.
Ia juga menegaskan, pengunjuk rasa saat ini sudah membubarkan diri lokasi tersebut.
"Sudah kita komunikasikan dan mengerti. Pengamanan sudah kembali," tandasnya.
Untuk diketahui, Seminar "Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965/1966" yang digelar di LBH Jakarta akan digelar pada 16-17 April 2017. Pembicara yang akan hadir, antara lain Asvi Warman Adam, Refly Harun, Martin Aleida, dan tokoh lainnya.
Sementar itu, pagi tadi massa memprotes adanya seminar yang membahas sejarah 1965-1966.
Baca Juga: Kodim 0409 akan Putar Film G-30S/PKI di Tiga Kabupaten
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut
-
Roy Suryo Sindir Keras Acara UGM yang Dihadiri Menteri Sepi Peminat: Ini Karma Bela Ijazah Jokowi!
-
Dokter Tifa Bongkar Cuitan Akun Fufufafa Soal 'Lulusan SMP Pengen Mewah': Ndleming!
-
Mardiono Tinggalkan Arena Muktamar Usai Disoraki, Agus Suparmanto Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP