Gerombolan orang mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2017) menjelang dini hari. [Dok. YLBHI]
Lima anggota Polda Metro Jaya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur, akibat kena lemparan batu dari arah massa yang mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, dini hari tadi.
"Masih menjalankan perawatan, masih mengecek apakah nanti dokter sudah mengizinkan untuk rawat jalan atau belum," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Argo mengatakan kelima anggota mengalami berbagai luka, di antaranya kulit kepala, tangan, dan wajah memar serta sobek.
"Polisi yang terluka itu ada yang pangkat pamen (perwira menengah), ada luka di kepalanya itu sobek butuh jahitan. Yang pangkat bintang juga ada yang masih dirawat di sana ini juga ya," ujar Argo.
Selain melukai kelima anggota, massa juga merusak kendaraan polisi.
"Ada juga kendaraan polisi yang kacanya pecah. Pecah kacanya itu juga masih kita identifikasi dan sudah kita jadikan barang bukti. Juga ada batu dari kayu dan ada kendaraan," ujar Argo.
Argo mengatakan kepolisian masih mendalami motif kasus pengepungan.
"Kita masih mendalami motif dan lain-lainnya," kata dia.
Polisi kembali mengamankan 12 orang yang diduga ikut mengepung kantor YLBHI. Dengan demikian, total yang diamankan mencapai 34 orang.
"Masih kami dalami, kami periksa, kira-kira yang berperan siapa, yang paling menonjol siapa," kata Argo.
Ketika mengepung YLBHI, ratusan orang itu marah. Mereka meneriakkan ancaman mengerikan, melakukan stigma dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar, serta mencoba masuk, melempari dengan batu dan melakukan provokasi-provokasi, serta mencoba membuat kerusuhan.
Sementara itu, puluhan orang yang telah mengikuti acara #Asik Asik Aksi (acara penampilan seni, puisi menyanyi dan lain-lain dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan oleh aparat pada Sabtu, 16 November 2016) terkurung dan bertahan di dalam gedung YLBHI.
Massa tersebut marah karena mereka dipengaruhi hoax yang menyebutkan berlangsung kegiatan PKI di YLBHI. Hoax tersebut diviralkan sejak akhir pekan lalu. [Andrea Prayoga]
"Masih menjalankan perawatan, masih mengecek apakah nanti dokter sudah mengizinkan untuk rawat jalan atau belum," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Argo mengatakan kelima anggota mengalami berbagai luka, di antaranya kulit kepala, tangan, dan wajah memar serta sobek.
"Polisi yang terluka itu ada yang pangkat pamen (perwira menengah), ada luka di kepalanya itu sobek butuh jahitan. Yang pangkat bintang juga ada yang masih dirawat di sana ini juga ya," ujar Argo.
Selain melukai kelima anggota, massa juga merusak kendaraan polisi.
"Ada juga kendaraan polisi yang kacanya pecah. Pecah kacanya itu juga masih kita identifikasi dan sudah kita jadikan barang bukti. Juga ada batu dari kayu dan ada kendaraan," ujar Argo.
Argo mengatakan kepolisian masih mendalami motif kasus pengepungan.
"Kita masih mendalami motif dan lain-lainnya," kata dia.
Polisi kembali mengamankan 12 orang yang diduga ikut mengepung kantor YLBHI. Dengan demikian, total yang diamankan mencapai 34 orang.
"Masih kami dalami, kami periksa, kira-kira yang berperan siapa, yang paling menonjol siapa," kata Argo.
Ketika mengepung YLBHI, ratusan orang itu marah. Mereka meneriakkan ancaman mengerikan, melakukan stigma dan tuduhan-tuduhan tidak berdasar, serta mencoba masuk, melempari dengan batu dan melakukan provokasi-provokasi, serta mencoba membuat kerusuhan.
Sementara itu, puluhan orang yang telah mengikuti acara #Asik Asik Aksi (acara penampilan seni, puisi menyanyi dan lain-lain dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan oleh aparat pada Sabtu, 16 November 2016) terkurung dan bertahan di dalam gedung YLBHI.
Massa tersebut marah karena mereka dipengaruhi hoax yang menyebutkan berlangsung kegiatan PKI di YLBHI. Hoax tersebut diviralkan sejak akhir pekan lalu. [Andrea Prayoga]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Pemprov DKI Hibahkan Gedung YLBHI, Pramono Anung: Akses Keadilan Warga Tidak Mampu
-
Mengapa Penanganan Banjir Sumatra Lambat? Menelisik Efek Pemotongan Anggaran
-
Komnas Perempuan: Situasi HAM di Papua Bukan Membaik, Justru Makin Memburuk
-
YLBHI: Kekuasan Polri di Ranah Sipil Mirip ABRI Zaman Orde Baru
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka