Suara.com - Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan Jembatan Teluk Kendari. Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung jaringan jalan nasional, dengan menghubungkan jalan lingkar Kendari pada jalur Kota Lama dan Poasia.
Dengan terhubungnya jalan lingkar ini diharapkan pembangunan di Kota Kendari semakin meningkat. Jembatan Teluk Kendari juga direncanakan mendukung pengembangan pelabuhan Bungkutoko dan Kendari Newport, yang ke depan akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara.
Bila proyek itu selesai dibangun, diharapkan akan bermanfaat dan berdampak sosial bagi perekonomian masyarakat, dan terutama dapat meningkatkan volume pengangkutan barang, aktivitas perdagangan, dan menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat kota Kendari pada khususnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jembatan Teluk Kendari DJBM Kementerian PUPR, Armen Adekristi, mengungkapkan, kemajuan fisik pembangunan kawasan ini telah mencapai 25 persen, dengan progress keuangan 36 persen.
“Tahun 2017, semua pondasi pylon kami selesaikan. Pada 2018, tiang utama pylon selesai semua. Kami harapkan closure, yang artinya jembatan cable stayed tersambung semua pada Mei 2019,” tambah Armen, beberapa waktu lalu, Jumat (20/10/2017).
Armen menambahkan, pekerjaan sempat terhambat karena ditemukannya sejumlah ranjau aktif sisa zaman penjajahan yang masih tertimbun di dasar teluk, sehingga menjadi kendala utama pemasangan tiang pancang. Namun pada 20 Juni 2016, pihaknya bekerja sama dengan TNI AL dan semua benda yang diduga ranjau tersebut sudah dibersihkan.
Mengenai lahan, Armen mengatakan, saat ini sedang dilaksanakan proses appraisal ulang untuk lahan yang sempat tertunda pembebasan lahannya untuk jalan akses, yaitu 4 rumah toko di sisi Kota Lama dan 4000 m2 di sisi Poasia. Sebelumnya direncakan anggarannya melalui APBD Provinsi, namun pada 2017 dialihkan dengan menggunakan APBN.
Jembatan Teluk Kendari, nantinya memimiki total panjang 1.346 m, dengan menggunakan teknologi cable stayed. Total panjang jembatan utama adalah 474 m, dengan bentang utama sepanjang 200 m, lebih panjang dari Jembatan Merah Putih di Ambon (150 m).
Sebagai jembatan pendekat pada sisi Kota Lama dan Poasia akan dibangun jembatan pendekat berupa gelagar pratekan dengan total panjang berkisar 300 m.
Kontrak Jembatan Teluk Kendari sendiri telah ditandatangani pada 29 November 2015, dengan nilai Rp729 miliar. Melalui proses lelang dan seleksi yang ketat, penyedia jasa terpilih pada pekerjaan ini adalah dua BUMN terbesar di Indonesia, yaitu PT PP dan PT NK, yang sudah berpengalaman dalam membangun jembatan sejenis.
Pada perjalanannya diperlukan persiapan khusus dan matang agar pembangunan jembatan berjalan sesuai target mutu. Sebagai contoh, desain jembatan ini telah didiskusikan dengan panel ahli yang tergabung dalam Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Panel tersebut beranggotakan para profesor, praktisi, dan ahli di bidang jembatan bentang panjang. Melalui komisi tersebut, desain Jembatan Teluk Kendari dikaji ulang berdasarkan peraturan pembebanan terkini dan hasil pengukuran aktual.
Seluruh aspek teknis dari tahap pembangunan maupun operasional dibahas dalam komisi tersebut untuk memastikan keamanan dan keselamatan jembatan. Jembatan yang diharapkan menjadi ikon kota Kendari tersebut mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.
Andriani Porosi, salah seorang warga Kendari berharap, jembatan Teluk Kendari dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena menghubungkan Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari dengan Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli.
“Untuk jangka panjang saya kira baik sekali. Semoga pertumbuhan ekonomi tidak stagnan dan dengan dibangunnya jembatan ini bisa lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selama ini masyarakat Lapulu atau sebaliknya mengggunakan kapal untuk menyeberang, sedangkan kalau pakai mobil harus memutar dahulu,” tambah Andriani.
Kapal yang digunakan adalah kapal kecil, sehingga mobil harus memutar sejauh 20 km dan memakan waktu 45 menit hingga 1 jam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Eksekusi Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK Tetap Berlanjut