Suara.com - Lembaga swadaya masyarakat Gerakan Pemuda Peduli Rakyat (Gempita), mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan dugaan penyelenggaraan prostitusi yang dituduhkan kepada pengelola Hotel dan Griya Pijat Alexis di Jakarta Utara.
"Kebetulan dalam laporan ini kami memfokuskan ke mucikari. Kebetulan mungkin akan berkembang ke tingkat selanjutnya bisa perdagangan manusia atau lain-lain," kata Ketua Gempita Arianto, Rabu (1/11/2017).
Laporan itu dibuat setelah Pemprov DKI menolak memperpanjang izin usaha Hotel dan Griya Pijat Alexis yang sudah habis pada 29 Agustus 2017.
Namun, Arianto mengakui laporan tersebut tak langsung diterima polisi, lantaran bukti-bukti yang disertakan belum mendukung.
"Masih dalam tahap koordinasi. Kami nanti melakukan laporan kembali setelah berkas yang lain lengkap," terangnya.
Dia mengatakan, bukti yang dibawa berupa rekaman video yang beredar di internet soal Hotel Alexis belum kuat.
"Video yang ada itu memang sebatas yag ada di internet. Jadi yang sudah booming di internet. Kami akan melengkapi semuanya itu dulu," tukasnya.
Bayar Rp200 Ribu
Baca Juga: Warga Tanah Merah Tagih Janji, Anies: Lihat Nanti
Selain rekaman video, Arianto juga menyampaikan hasil observasinya yang pernah dilakukan di Hotel Alexis dalam laporannya kepada polisi. Namun, hal itu belum cukup menjelaskan tuduhan tindak pidana kepada polisi
"Ada saksi atau teman, kebetulan kami masuk ke dalam untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," terangnya.
Dia lantas menceritakan setiap pengunjung harus membayar uang sebesar Rp200 ribu, agar bisa masuk ke hotel tersebut.
"Pertama datang disambut oleh petugas keamanan. Setelahnya, kami naik ke atas untuk membayar administrasi. Setelah bayar administrasi, diberi gelang identitas. Setelah itu naik ke atas," ungkapnya.
Arianto tak menampik kegiatan prostitusi di Hotel Alexis terselubung dan sulit diungkap. Berdasarkan hasil observasinya pada bulan Agustus 2017, banyak wanita cantik yang ada di hotel tersebut.
"Kalau kegiatan prostitusi sih hanya sebatas wanita cantik untuk prostitusi mungkin tidak bisa dilihat. Karena memang prostitusi tertutup. Privasi," jelasnya.
Berita Terkait
-
Ungkapan Hati Karyawan Alexis yang Kini Jadi Pengangguran
-
Alexis Tak Diberi Izin Lagi, Jimly Asshiddiqie: Pasti Sudah Dicek
-
Reaksi Kabareskrim Polri Setelah Alexis Tak Punya Izin Usaha Lagi
-
Setelah Alexis Tak Berizin, Anies Minta Pengusaha Hiburan Tenang
-
Alexis Masih Pikirkan Nasib Seribu Pegawai yang Dirumahkan
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
Terkini
-
Korupsi PLTU Rugikan Negara Rp1,35 Triliun, Adik JK Halim Kalla Diperiksa Polisi Hari Ini
-
Satgas Pangan Cek 61 Titik, Temukan Satu Pedagang di Jakarta Jual Beras di Atas HET
-
Usulannya Diabaikan, Anggota DPR Protes Keras dan Luapkan Kekecewaan kepada Basarnas
-
Prabowo Pangkas Rp15 Triliun, Tunjangan ASN DKI dan KJP Aman? Ini Janji Tegas Gubernur!
-
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Viral di Dunia Maya, Raup Lebih dari 85 Juta Views
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko