Suara.com - Istri dan putra Ketua DPR Setya Novanto, yakni Deisti Astriani Tagor dan Reza Herwindo, disebut pernah memunyai saham di PT Mondialindo Graha Perdana.
Perusahaan itu adalah pemegang saham mayoritas PT Murakabi Sejahtera, salah satu perusahaan peserta proyek KTP-el.
Hal tersebut diungkap Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) Taufiq Ibnugroho, dan langsung dikonfirmasikan kepada Setnov dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi KTP-el oleh terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (3/11/2017).
"Berdasarkan dokumen yang ada, 80 persen dari saham PT Mondialindo Graha Perdana dimiliki Deisti dan Reza lalu dijual ke Cyprus Antonia Tatali. Apakah saudara tahu Cyprus Antonia Tatali itu pengusaha atau pengacara?" tanya Taufiq kepada Setnov.
"Saya tahu dia pengusaha," jawab Setnov.
"Bisa saudara jelaskan saat menjadi komisaris Mondialindo?" tukas Taufiq.
"Tidak ingat, itu tahun 2002," jawab Setnov.
Setnov mengakui, pada tahun 2002, ia menyerahkan kepemilikan sahamnya di PT Mondialindo kepada seseorang yang bernama Heru Taher. Namun, saat Heru meninggal, ia menyerahkannya kepada Deniarto Suhartono.
Baca Juga: Soal Alexis, Anies Jelaskan Pemasukan Pemprov yang 'Halal'
"Dari Deniarto dijual ke istri saksi?" imbuh jaksa Taufiq.
"Tidak tahu," jawab Setnov.
"Kapan istri saksi jadi komisaris di Mondialindo?" cecar jaksa.
"Tidak tahu," sambut Setnov.
"Dari dokumen yang kami miliki, kepemilikannya dialihkan dari Heru ke Irvanto (keponakan Setnov) bukan ke Deniarto, baru dari Irvanto ke istri saksi, bagaimana?" tanya jaksa Taufiq.
"Saya tidak tahu," jawab Setnov.
"Selain Deisti Astriani Tagor, ada juga Reza Herwindo sebagai pemilik saham?" tanya jaksa Taufiq.
"Tidak tahu," jawab Setnov.
"Di dokumen kami, selain Deisti Astriani Tagor ada juga Reza Herwindo yang punya 30 persen kepemilikan saham, apakah pernah disampaikan?" tanya jaksa Taufiq.
"Tidak tahu. Ini e-KTP tahun berapa sampai berapa?" kata Setnov bertanya balik.
"Tahun 2010-2011," jawab jaksa Taufiq.
"Kalau yang kepemilikan ini tahun berapa?" tanya Setnov.
"Ini terkait Deisti tahun 2008," jawab jaksa Taufiq.
"Jadi apa kaitannya?" tanya Setnov balik.
"Betul memang 2008 karena PT Murakabi terkait di sini," jawab jaksa Taufiq.
Akhirnya jaksa bisa menguasai pertanyaan dengan kembali menanyakan Setnov mengenai peran keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, yang menjabat sebagai direktur PT Murakabi Sejahtera tahun 2008-2011.
"Selain Irvanto apakah tahu ada orang yang menjadi pengurus di PT Murakabi?" tanya jaksa Taufiq.
"Tidak," jawab Setnov.
"Kenal Dwina Michaela?" tanya jaksa Taufiq.
"Iya, anak saya," jawab Setnov.
"Tahu dia jadi komisaris di PT Murakabi tahun 2011?" tanya jaksa Taufiq.
"Tidak tahu," jawab Setnov.
"Pernah punya alamat di gedung Imperium lantai 27?" tanya jaksa Taufiq.
"Saya baru tahu sampai 2014, nama saya dipakai di surat itu padahal perasaan saya sudah serahkan ke Deniarto," jawab Setnov.
"Dari dokumen kita apakah kepemilikan sejak 1997?" tanya jaksa Taufiq.
"Saya ikut dokumen," jawab Setnov.
"Di Mondialindo ada nama istri bapak, lalu saham terbesar Murakabi dipegang Mondialindo kok dilalah Mondialindo juga berkantor di gedung Imperium lantai 27 seperti yang Anda miliki?" tanya jaksa Abdul Basir.
"Seperti yang saya terangkan, lantai 27 pernah dijual ke almarhum Heru Taher karena Pak Heru ingin sekali, saya tidak ingat kenapa saya kasih kepercayaan ke Heru, tahun 2010-2013 sudah saya serahkan," jawab Setnov.
Padahal, berdasarkan akta notaris tertanggal 11 Februari 2014, baru pada tanggal tersebut Setnov menjual lantai bangunan itu, namun bukan ke Heru Taher tapi ke orang lain.
Dalam dakwaan disebutkan, Andi Narogong memberikan uang melalui Direktur PIAK Kemendagri Sugiharto agar diberikan kepada pejabat di Kemendagri dan anggota DPR agar tiga konsorsium yang terkafiliasi dengan Andi yaitu PNRI, Astagraphia dan Murakabi Sejahtera dimenangkan dalam tender KTP-e.
Konsorsium Murakabi Sejahtera terdiri atas PT Murakabi, PT Aria Multi Graphia, PT Stacopa dan PT Sisindocom.
Selain itu disebutkan juga Presiden Direktur PT Avidisc Crestec Interindo, Wirawan Tanzil selaku agent dari cogent diajak Andi Narogong untuk bergabung dalam konsorsium Murakabi, tapi Wirawan memutuskan untuk mengundurkan diri karena menemui situasi yang berisiko tinggi dalam pelaksanaan proyek KTP-e, dan mengingat PT Murakabi Sejahtera ada hubungannya dengan Setnov.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!
-
Soeharto Jadi Pahlawan, Media Asing Sorot Sisi Gelap Diktator dan Pembantaian Massal
-
Profil Gus Elham Yahya: Pendakwah Viral 'Kokop Pipi' Asal Kediri, Cucu Kiai dan Idola Anak Muda
-
Rektor Sudirman Said: Pemimpin Sejati Juga Pendidik, Bangsa Butuh Teladan Bukan Kekuasaan
-
Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Panggil Eks Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag
-
Jasad Istri Pegawai Pajak Manokwari Ditemukan Tak Utuh di Septic Tank, Diduga Dimutilasi Pelaku
-
Jasad Istri Pegawai Pajak Ditemukan Tak Utuh di Septic Tank, Motif Pelaku Masih Jadi Teka-teki
-
Ini Isi Surat Ortu Reynhard Sinaga ke Prabowo, Minta Pulangkan Predator Seks Terkejam di Inggris
-
PBNU Kecam Keras Gus Elham Cium Anak Perempuan: Cederai Martabat Manusia dan Nodai Dakwah