Suara.com - Dokter Helmi, pelaku penembakan istrinya sediri yang sama-sama berprofesi sebagai dokter, yakni Letty Sultri (46), akhirnya mengakui mengonsumsi obat penenang.
Ia mengatakan, mengonsumsi obat penenang karena mengalami depresi setelah digugati cerai Letty.
"Alasannya untuk menenangkan diri, stres mau dicerai" kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta, Jumat (10/11/2017).
Namun, Nico belum bisa menjelaskan berapa lama dokter telah mengonsumi obat penenang. Nico juga belum bisa memastikan jenis obat penenang apa yang dikonsumsi pelaku.
"Masih didalami, sementara itu aja ya," kata Nico.
Ia mengatakan, berdasarkan pemeriksaan urine, dokter Helmi dinyatakan positif memakai obat penenang.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyampaikan pernikahan yang dijalani dokter Helmi dan istrinya sudah berjalan lima tahun. Namun, bahtera rumah tangga keduanya itu tak pernah harmonis.
"Intinya yang bersangkutan itu, berumah tangga dengan korban selama lima tahun ini, dia tak harmonis. Dia selalu cekcok," kata Argo.
Baca Juga: Akhirnya, KPK Jadikan Novanto Tersangka Lagi
Menurut Argo, lantaran sering bertengkar, dokter Letty mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama pada Juli 2017.
"Kemudian pada bulan Juli itu korban ajukan cerai. Dan selama dalam proses cerai itu, pelaku tak bisa menghubungi korban terus. Komunikasi nggak bisa terus," kata Argo.
Proses sidang cerai antara pelaku dengan korban akan diputus pengadilan akhir November ini.
"Kan akhir November mau putus," kata Argo.
Dokter Helmi menembak mati istrinya di Azzahra Medical Center, Jalan Dewi Sartika, RT 4. RW 4, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Penembakan tersebut diduga dipicu masalah keluarga. Helmi diduga menolak permintaan cerai yang diajukan Letty.
Berita Terkait
-
Ditanya Alasan Tembak Mati Istrinya, Dokter Helmi: Reinkarnasi
-
Diperiksa Kasus KDRT, Ustadz Al Habsyi Hati-hati Bicara
-
Laporan Dicabut, Polisi Pikir-pikir Setop Kasus Eks Bos Allianz
-
Tragedi Kosambi, Polda Metro Jaya Bakal Razia Pabrik Petasan
-
Digugat, Polda Klaim Penanganan Kasus Jonru Sesuai Prosedur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi