Suara.com - Kereta transit massal Singapura menabrak kereta lain di stasiun, Rabu (15/11/2017). Kecelakaan itu melukai 28 orang.
Hal tersebut menjadi kecelakaan terkini mengenai sistem transit negara itu, yang telah lama membanggakan diri pada efisiensi pelayanan umum. Operator transit SMRT mengatakan bahwa 26 penumpang dan dua petugas luka ringan hingga sedang dan dibawa ke rumah sakit.
"Ini adalah hari mengerikan," kata Menteri Perhubungan Singapura Khaw Boon Wan.
"Penumpang merasa tidak nyaman dan beberapa bahkan terluka. Kami sangat menyesal atas hal itu," kata Khaw seperti dikutip surat kabar Straits Times pada jumpa pers.
Singapura, yang berpenduduk padat, sangat bergantung pada angkutan umum. Negara tersebut merupakan salah satu tempat termahal di dunia untuk memiliki kendaraan dan baru-baru ini mengumumkan negara tersebut tidak akan membiarkan adanya pertumbuhan bersih dalam jumlah mobilnya mulai Februari tahun depan.
Kecelakaan itu terjadi pukul 08.20 waktu setempat, demikian SMRT dalam sebuah pernyataan. Sebuah kereta barat yang rusak telah terhenti di stasiun Joo Koon di sistem jalur Timur-Barat dua menit sebelumnya.
Kereta kedua berhenti di belakang kereta yang rusak, namun secara tak terduga bergerak maju semenit kemudian, terlibat kontak dengan kereta yang tidak bergerak. Sebuah kesalahan perangkat lunak dalam sistem pensinyalan menjadi penyebab kecelakaan pada Rabu, demikian keterangan otoritas transit. Sebuah foto yang diposkan di situs Straits Times menunjukkan dua kereta berhenti dan terlibat kontak, namun tidak mengalami kerusakan besar.
Sebelumnya, Angkatan Pertahanan Sipil Singapura mengatakan di sebuah pos Twitter bahwa mereka telah diberitahu mengenai insiden di stasiun tersebut pada pukul 08.33 waktu setempat.
Tabrakan itu terjadi setelah serangkaian gangguan terhadap layanan angkutan cepat massal. Pada bulan lalu, sebagian layanan dihentikan pada akhir pekan, karena terjadi banjir di terowongan setelah hujan lebat.
Baca Juga: Kecelakaan Kereta Pembawa BBM, 34 Orang Tewas
Kecelakaan tersebut mengarah pada permintaan maaf umum, yang jarang terjadi, oleh pejabat teratas pihak transit dan kepastian dari pemerintah untuk menangani penyebabnya. (Reuters/Straits Times)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang