Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengklaim, KPK telah berlaku tidak adil dalam menetapkan Ketua nonaktif DPR Setya Novanto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi KTP elektronik.
Pasalnya, Ferry menilai Setnov bukan satu-satunya anggota DPR yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan proyek KTP-el periode 2011-2012
"Ada ketiadakadilan terhadap Pak Setya Novanto, karena kesannya dia melakukan ini hanya sendirian, hanya dibantu oleh beberapa perushaan dan oknum kementerian. Padahal semua orang tahu, sistem pengalokasian di DPR harus melalui persetjuan komisi dan badan anggaran,” kata Ferry dalam diskusi bertajuk 'Setnov Effect' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2017).
Ferry mengakui merasa lucu kalau KPK tidak menjerat anggota DPR lainnya yang disebut dalam berkas dakwaan terhadap Irman serta Sugiarto. Keduanya adalah dua terdakwa pertama kasus korupsi itu dan telah diputus bersalah.
Ia memisalkan, nama politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Olly Dondokambey yang menjadi angota Badan Anggaran DPR saat proyek itu dirancang, juga disebut dalam surat dakwaan Irman serta Sugiarto.
"Jadi kalau sendirian itu lucu, kok korupsi cuma sendirian. Kan Banggar waktu itu ada Pak Olly ya. Ketua komisi-komisinya ada banyak. Pokoknya mekanisme penganggaran melibatkan banyak pihak dari komisi ke Banggar baru keluarlah uang itu. Jadi sangat lucu bahwa Pak Novanto itu melakukan sendirian," tudingnya.
Ferry juga meragukan pernyataan juru bicara KPK Febri Diansyah yang mengatakan tidak memasukan sejumlah nama ke dalam dakwaan sebagai sebuah strategi. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh KPK tersebut patut dipertanyakan.
"Baru kali ini saya mendengar pernyataan resmi dalam dakwaan itu ada yang boleh kemudian disampaikan, ada yang boleh disimpan dulu, baru saat diperlukan dikeluarkan lagi. Ini kan istilahnya bukan informasi intelijen, ini kan dakwaan," cecarnya.
Karena itu Ferry mengakui sangat bersimpati kepada Novanto, yang baginya terus dipaksa jaksa KPK mengikuti sidang meskipun sedang sakit.
Baca Juga: Jokowi Targetkan Bendungan Sukamahi dan Ciawi Rampung 2019
"Saya bersimpati juga, kayaknya memang bener-benar sakit. Sejak awal kasus, Pak Novanto ini kompleksitasnya memang menyinggung lembaga-lembaga," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Viral Brutal! Anak Polisi Hajar Wakil Kepsek di Ruang BK SMA Sinjai, Ayah Hanya Menonton?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?