Suara.com - Penataan pedagang kaki lima di Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menuai pro dan kontra bagi warga sekitarnya.
Warga yang kontra merasa dirugikan karena jalan mereka tertutup pedagang kaki lima yang dibolehkan jualan di Jalan Jati Baru Raya. Tetapi, yang pro berharap kebijakan ini didukung karena semenjak sekarang, kawasan sekitar Tanah Abang jadi rapi.
Warga Jati Baru di RW 1, Okta, menilai penataan PKL berdampak positif. Mengurangi kesemrawutan pasar. Meningkatkan pendapatan PKL.
Pria berusia 34 tahun itu mengatakan sebagian warga Jati Baru menjadi pedagang. Orangtua Okta berdagang sepatu sejak 15 tahun yang lalu.
“Biarkan saja mereka berdagang. Mereka hanya mencari makan. Ada yang menjual mineral hingga baju muslim. Kan nggak apa-apa daripada mereka menjual narkoba?” ujarnya.
Okta merupakan karyawan perusahaan swasta yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Ia tidak dirugikan oleh penutupan Jalan Jati Baru Raya.
Warga bernama Rahmah senada dengan Okta.
Okta bilang daerah ini dulu banyak kasus kejahatan. Gara-garanya warga banyak yang tak punya pekerjaan. Belakangan, angka kriminalitas menurun. Itu karena banyak warga punya mata pencaharian menjadi pedagang.
“Jangan terlalu banyak komentar, bahkan menentang. Apa yang menentang itu sanggup memberi makan banyak orang yang penghasilannya dari berdagang?” ujarnya.
Menurut Okta sebagian besar warga Jati Baru tidak menolak kebijakan pemerintah membolehkan PKL jualan di Jalan Jati Baru Raya. Okta bilang kalau ada yang menolak kemungkinan besar karena mereka tidak mendapatkan tempat berdagang.
Sebelumnya warga sekitar sini sudah mendapat pengumuman yang disiarkan melalui masjid. Siapa saja warga tiap RT yang ingin berdagang di bawah tenda Jalan Jati Baru Raya, mereka bisa mengambil kupon di kantor kecamatan.
Meskipun ada syaratnya, syaratnya tidak sulit. Hanya mengumpulkan data diri, seperti fotokopi dan kartu keluarga. Dengan itu, mereka bisa mendapatkan satu petak lahan yang sudah diberi tenda.
Pengunjung Pasar Tanah Abang bernama Dewi (31) merasakan kawasan ini sekarang menjadi lebih nyaman.
Ketika ditemui Suara.com, Dewi berbelanja ditemani suami dan anak. Dia menjelaskan dulu saat berbelanja, turun dari stasiun langsung terasa sumpek. Banyak angkutan kota berhenti secara sembarangan untuk mengangkut penumpang. Ia mengaku untuk berjalan saja sulit. Angkot-angkot juga berisik karena terus mengklakson.
“Saya sebulan bisa satu sampai dua kemari untuk berbelanja. Karena saya juga berdagang kerudung keliling di Bekasi Barat. Menurut saya perubahannya jadi sedikit lebih baik. Nyaman gitu. Tidak ada masalah. Saya suka,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Berburu Pakaian untuk Lebaran di Pasar Tanah Abang
-
Viral Pasar Tanah Abang Diklaim Makin Sepi Pengunjung, Gegara Parkir Liar dan Premanisme?
-
Kurma Laris Manis di Pasar Tanah Abang, Harga Mulai Rp40.000/kg
-
Pasar Tanah Abang 'Berubah' Jadi Masjid, Umat Islam Melaksanakan Salat Jumat
-
Pasar Tanah Abang Tutup Jam Berapa? Ini Informasi Lengkap Operasional dan Produk yang Dijual
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf