Suara.com - Wakil Ketua DPR Fraksi PKS Fahri menilai cara KPK tangani kasus dugaan korupsi KTP berbasis elektronik serabutan, karena punya tujuan untuk menjerat kelompok tertentu dan untuk mengamankan kelompok lainnya.
"Frameworknya sudah salah," kata Fahri di DPR, Jakarta, Jumat (26/1/ 2018).
Fahri bahkan kembali mengutarakan sayembara yang pernah dibuatnya, yaitu barang siapa yang mampu menghitung kerugian negara hingga menemukan angka Rp2,3 triliun akan diberikan sepeda motor dan helm.
"Itu sayembara belum saya cabut sampai hari ini. Karena saya yakin begitu, BPK tak pernah menghitung itu, justru penghitungan BPK kasus e-KTP nyaris tak ada kerugian, BPKP tidak melakukan itu (penghitungan)," ujar Fahri.
Menurut Fahri, jika ada yang lakukan penghitunga, maka yang melakukan penghitungan itu menyelundupkan dokumen. Sebab, hingga saat tidak ada yang berani mengungkap dari mana angka Rp2,3 triliun seperti yang sering disebut KPK.
"Sebenernya yang menghitung kerugian negara ini siapa yang melakukan? Mana dokumennya, kenapa kita tidak bisa dapat dokumen itu dan tidak dibuka ke publik," tutur Fahri.
"Terus menerus ngomong dari awal, bancakan Rp2,3 triliun oleh DPR. Maka saya curiga sejak itu, ini pasti ada upaya, untuk menyembunyikan peran satu kelompok dan membuka peran satu kelompok," tambah Fahri.
Kelompok yang disembunyikan perannya dalam kasus ini, menurut Fahri yaitu kelompok mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazarudin.
"Karena Nazarudin sudah mengatakan, saya adalah salah satu yang bermain di proyek e-KTP. Tapi Nazar kemudian justru bebas. Justru tidak jadi tersangka. Saya mengerti, anatomi jelas, yang mengungkap, istilahnya orang yang sebelumnya anggota DPR. Teman Nazar juga," kata Fahri.
Baca Juga: Fahri Hamzah Minta Pemerintah Jaga Marwah TNI-Polri
Berita Terkait
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?
-
Bukan Sekadar Sitaan Biasa: Alasan KPK 'Selamatkan' Mercy Warisan BJ Habibie
-
Uang Cicilan Rp 1,3 Miliar Disita KPK, Mercy BJ Habibie Batal Jadi Milik Ridwan Kamil
-
Mobil Mercy Antik B.J. Habibie Seret Ridwan Kamil ke Pusaran Korupsi, KPK Pastikan Panggil RK
-
Eks Pegawai KPK Ungkap Kisah Pilu Ibu Muda Ditahan Kasus Demo Agustus: Bayinya Terpaksa Putus ASI!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kronologi Cucu Mahfud MD Keracunan MBG hingga Dirawat 4 Hari di RS: Ini Menyangkut Nyawa!
-
Parah! Bikin Siswa SDN 01 Pasar Rebo Keracunan Massal, Menu MBG Ternyata Bau dan Berlendir!
-
Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
-
Bobby Nasution Viral Suruh Truk Aceh Ganti Pelat BK, DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Cerita Lengkap Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG
-
Kronologi Berdarah Polisi Bacok Polisi di Kelab Malam: Aipda S dan Bripka I Adu Bacot saat Teler!
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat