Suara.com - Muchtar Efendi alias Pendi menyesal habisi nyawa Titin Suhemah (40) alias Emma, Mutiara Ayu (11) dan Nova (20).
Pernyataan maaf itu disampaikan suami siri Emma melalui rekaman video saat Efendi menjalani pemeriksaan di ruang perawatan Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, pagi tadi.
Mucthar meminta penyidik merekam pernyataan maafnya terkait tewasnya Emma dan kedua putrinya.
"Pada intinya tersangka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban, kedua menyampaikan tersangka khilaf dan menyesal," kata Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018).
Polisi telah mengetahui motif Efendi melakukan pembantaian satu keluarga tersebut. Alasan tersangka membunuh karena tak sanggung membayar cicilan mobil yang dibeli Emma.
"Terkait beberapa masalah, kenapa kalau memang aspek ekonomi pada kredit angsuran mobilnya tifak terpenuhi, tersangka tega mmbunuh kedua anaknya, Nova dan Mutiara," kata Harry.
Kepala Bagian Pelayanan dan Perawatan Medis RS Polri Komisaris Besar Yoyok Witarto menyampaikan kondisi luka tusuk Efendi di bagian leher dan perut berangsur membaik. Efendi sudah bisa diajak berkomunikasi.
"Setelah itu dia di reawat oleh dokter bedah dan psikiater, kemudian kondisi dari Senin sampai sekarang tersangka berangsur-angsur membaik," kata Yayok.
Baca Juga: Ini Kata Tetangga Bagi Korban Pembunuhan Tragis Tangerang
Berita Terkait
-
Detik-detik Suami Bantai Satu Keluarganya di Tangerang
-
Efendi Bantai Sekeluaga karena Istri Sirinya Diam-diam Beli Mobil
-
JALA PRT: Negara Bisa Dituntut atas Tewasnya PRT Migran Adelina
-
Satu Keluarga di Tangerang Dibantai, Ini yang Bikin Warga Curiga
-
Ibu dan Kedua Putrinya Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO