Suara.com - Amerika Serikat akan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei mendatang, bertepatan tanggal berdirinya Israel yang resmi diakui AS 1948 silam.
“Pembukaan kedutaan di Yerusalem bertepatan dengan 70 tahun berdirinya Israel,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert dalam keterangan resmi yang dikutip Anadolu Agency, Jumat (23/2/2018).
Kedutaan tersebut, menurut dia, akan berlokasi di Arnona, Yerusalem. Fasilitas konsulat jenderal AS yang ada saat ini untuk mengeluarkan visa dan urusan diplomatik lainnya, untuk sementara waktu akan diubah menjadi kedutaan besar.
Langkah AS memindahkan Duta Besar dan stafnya ke Yerusalem, datang setelah Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menyetujui rencana keamanan terakhir untuk relokasi tersebut pada Kamis (22/2) malam.
Pemindahan kantor kedubes itu lebih cepat dari yang diutarakan Wakil Presiden Mike Pence, yakni akhir 2019.
Kompleks kedutaan yang saat ini berada di Tel Aviv masih akan berfungsi sebagai konsulat AS dan akan menjadi cabang kedutaan di Yerusalem.
"Secara paralel, kami telah memulai pencarian lokasi untuk kedutaan besar kami ke Israel secara permanen. Perencanaan dan konstruksi akan menjadi usaha jangka panjang," kata Nauert.
Dia menambahkan, AS sangat antusias untuk mengambil langkah bersejarah tersebut dan berharap rencana tersebut dapat terealisasi Mei mendatang.
Relokasi kedutaan menjadi prioritas utama AS setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember tahun lalu.
Baca Juga: DPR Minta Jokowi Tanggungjawab Nasib Pekerja Proyek Infrastuktur
Aksi tersebut menimbulkan berbagai kecaman dan protes dari dunia Arab dan komunitas muslim seluruh dunia.
Menurut laporan media AS, Duta Besar AS untuk Israel telah menerima banyak tawaran dari donatur Yahudi yang bersedia mendanai bangunan baru untuk proyek tersebut.
Presiden Trump juga mempertimbangkan untuk menerima sumbangan dari pemilik kasino dan tokoh bisnis terkenal Sheldon Adelson, yang berasal dari keluarga Yahudi, untuk membantu mendanai proyek tersebut.
Selain itu, menurut laporan tersebut, alasan di balik sumbangan untuk kedutaan tersebut adalah agar Presiden Trump tidak mengubah keputusan tersebut di masa mendatang.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur—yang sekarang diduduki oleh Israel—pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
KemenHAM: Pelanggaran HAM oleh Perusahaan Paling Banyak Terjadi di Sektor Lahan
-
Pemerintah Terbitkan PP, Wahyuni Sabran: Perpol 10/2025 Kini Punya Benteng Hukum
-
Komisi III DPR Soroti OTT Jaksa, Dorong Penguatan Pengawasan
-
Perpres Baru Bisnis dan HAM Masih Menunggu Teken Menko Airlangga
-
Rawan Roboh Selama Cuaca Ekstrem, Satpol PP DKI Jakarta Tertibkan 16 Reklame Berbahaya
-
Demo di Balai Kota, Buruh Jakarta Tagih Janji 'Manusiakan Pekerja' Lewat UMP Rp5,8 Juta
-
Rocky Gerung Sebut Kritik Netizen Sebagai Alarm Demokrasi untuk Presiden Prabowo
-
Tetap Jalan Saat Libur Sekolah, Begini Skema Pembagian MBG Menurut BGN
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil dan Aura Kasih di Kasus BJB: Semua Kemungkinan Terbuka
-
Kontribusi Beton Precast untuk Pemerataan Pembangunan di Indonesia