Suara.com - Gara-gara membacakan puisi berjudul 'Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana', karya ulama sekaligus budayawan Mustofa Bisri, Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikritik warganet.
Kritik terhadap Ganjar bahkan ada yang berdasarkan diskriminasi SARA.
Kecaman tersebut bermula ketika Ganjar mengunggah satu video, berisi adegan dirinya membaca puisi dalam acara di salah satu stasiun televisi swasta nasional, awal Maret 2018.
Namun, warganet menilai satu larik dari puisi Gus Mus—sapaan beken Mustofa—yang dibacakan Ganjar merendahkan makna azan.
Larik yang dimaksud yakni: “Kau ini bagaimana, Kau bilang Tuhan sangat dekat, Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat”.
Namun, Ketua DPW PPP Jateng Masrukhan Syamsurie menilai “serangan” di dunia maya itu hanya untuk mengganggu ketentraman di daerah tersebut pada masa pilkada.
“Isu itu mengada-ada, seperti sengaja disangkutpautkan dengan sentimen isu puisi Sukmawati Soekarnoputri,” tuturnya, Sabtu (7/4/2018).
Ia menjelaskan, puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” itu dibuat Gus Mus pada era 1980-an.
Persisnya ketika rezim Orde Baru berkuasa, sehingga puisi Gus Mus tersebut adalah medium untuk mengkritik penguasa Soeharto yang otoriterian.
Baca Juga: Tumbang di Derby Manchester, City Tunda Perayaan Gelar
"Saya waktu itu masih mahasiswa, dan tahu persis makna puisi Gus Mus tersebut,” tegasnya.
Menurut Masrukhan, mencuatnya isu ini merupakan gejala yang tidak sehat dan harus dihentikan.
"Ini Jawa Tengah mas, bukan DKI Jakarta yang pilkadanya diwarnai sentimen SARA. Ganjar bukanlah Sukmawati, dan puisi yang dibacakan Ganjar karya ulama besar yang sangat berpengaruh, Gus Mus," tegasnya.
Masrukhan meminta semua pihak menghentikan cara-cara kampanye hitam, apalagi yang dapat memecah belah warga Jateng.
"Kami yang merupakan bagian dalam upaya pemenangan Ganjar-Yasin, menginginkan kemenangan secara elegan dan kalau kalah juga akan secara terhormat," tandasnya. [Ambar]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG