Suara.com - Presiden Joko Widodo kembali masuk ke dalam daftar orang muslim paling berpengaruh di dunia versi The Muslim 500 tahun 2018. Jokowi berada pada urutan 16 dari 500 tokoh.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, masuknya nama Jokowi sebagai bukti perjuangan presiden kepada umat Muslim di Indonesia.
"Jadi kalau ada sebagian kecil yang menyuarakan bahwa presiden selalu ‘miring’ dalam konteks itu, menurut saya perlu disudahilah. Tak perlu lagi dieksploitasi dan seterusnya," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018).
"Itu sebuah indikator bahwa presiden betul-betul telah diterima di lingkungan kaum muslimin dengan baik," Moeldoko menambahkan.
Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi telah memperjuangkan berbagai kepentingan umat Muslim di Indonesia, di antaranya menetapkan Hari Santri Nasional dan membuat Bank Wakaf Mikro di pesantren.
Untuk diketahui, The Muslim 500 adalah sebuah survei tahunan yang mencantumkan 500 sosok muslim paling berpengaruh di dunia.
Dalam publikasinya, para editor survei ini mengutip ucapan Jokowi yang menyatakan bahwa "keberagaman selalu menjadi bagian dari DNA Indonesia. Meskipun banyak tantangan, Islam di Indonesia selalu menjadi kekuatan yang moderat".
Penyelenggara survei ini adalah The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berkedudukan di Amman, Yordania.
Dalam menentukan tokoh yang berpengaruh, digabungkan kombinasi matriks sosial, opini publik, dan pendapat para ahli.
Baca Juga: Polisi Tegaskan Serius Periksa Facebook
Selain Presiden Jokowi, ada dua nama lain dari Indonesia yang masuk Top 50. Yaitu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di peringkat ke-22 dan ulama karismatis Habib Luthfi bin Yahya di peringkat ke-41 .
Sementara, mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin masuk daftar "Honourable Mentions."
Berita Terkait
-
Median: 46,37 Persen Publik Ingin Ganti Jokowi di Pilpres 2019
-
Survei Median Merilis 5 Cawapres Jokowi yang Diidamkan Publik
-
Istana Kritik Ceramah 'Presiden Bikin Rakyat Miskin' di Masjid
-
Ceramah Eggi 'Presiden Bikin Rakyat Miskin', Ini Komentar Istana
-
Pakar: Kalau Ingin Menang, Jokowi Harus Ambil Anies Jadi Cawapres
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO