Suara.com - Terdakwa kasus merintangi penyidikan korupsi e-KTP Fredrich Yunadi menuding jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penyebaran nama baik terhadap dirinya. Dalam persidangan jaksa KPK memutar rekaman pembicaraan antara Fredrich dengan seorang bernama Viktor.
Dalam rekaman tersebut keduanya berencana mengirimkan hantu gunung agar Setya Novanto gila.
Pembicaraan Fredrich bersama Viktor terjadi pada 18 Desember 2018, itu setelah Fredrich menyatakan keluar dari tim kuasa Novanto. Sehingga Fredrich pun menilai penyadapan rekaman telepon yang dilakukan oleh lembaga antirasuah telah menghina profesi advokat.
"Urusan apa dengan saya? Karena 18 Desember itu dan 8 Desember saya bukan pengacara SN. Ketua harus ingat penyadapan terhadap advokat itu melanggar undang-undang bahwa sudah menghina advokat di Indonesia dan saya tidak kenal yang namanya Viktor," katanya di Gedung Pengadilan Tipikor, Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018).
Mantan pengacara Setya Novanto itu mengatakan Viktor yang disebut jaksa dalam rekaman tersebut tidak jelas. Sebab, dia mengenal nama Viktor adalah seorang polisi yang berpangkat Brigadir Jenderal.
Viktor ini, kata Fredrich, yang menangkap Mantan Ketua KPK Bambang Widjojanto.
"Saya ada kenal yang namanya Brigjen Viktor, dia menangkap Bambang Widjojanto. Itu teman saya namanya Brigjen Viktor sekarang sudah pensiun," katanya.
Kendati demikian, Fredrich menganggap dirinya tidak mungkin mengguna-guna mantan Ketua DPR tersebut saat menjalani sidang perkara korupsi e-KTP. Fredrich menuding KPK melakukan pencemaran nama baik terhadapnya.
"Saya nggak kenal Viktor, apalagi pakai guna-guna. Apakah suatu rekaman saya ditanyakan kepada orang yang bukan di saya, berati kan ada unsur pencemaran nama baik," kata Fredrich.
Baca Juga: Kata Wenger soal Prospek Kembali Duel dengan Mourinho Musim Depan
Meskipun pada persidangan Bimanesh Sutarjo dimana Novanto menjadi saksi dalam sidang tersebut dan mengenal betul itu suara Fredrich. Direktur Yunadi Associate Centre itu menampik kalau suara tersebut adalah suaranya.
"Dia nggak tahu itu suaranya siapa? Sekarang saya tanya suara saya, suara saya sekarang," kata Fredrich seraya tertawa.
Sebelumnya, Jaksa KPK memutar rekaman suara Fredrich Yunadi yang sempat ingin membuat mantan Ketua DPR Setya Novanto menjadi gila saat menjalani persidangan perkara korupsi proyek e-KTP, dengan cara mengirimkan hantu gunung. Skenario tersebut dibicarakannya dengan seorang bernama Viktor melalui sambungan telepon, pada 18 Desember 2017 lalu.
Percakapan antara Fredrich dan Viktor diputar jaksa KPK dalam sidang lanjutan terdakwa merintangi penyidikan korupsi e-KTP dokter Bimanesh Sutarjo, di Gedung Pengadilan Tipikor, Jumat (27/4/2018).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
-
BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik